INTISARI DARI AL QUR'AN DAN HADITS
BAGI SUAMI DAN ISTRI
WAHAI
SUAMI .......
· Taati dan
cintailah Allah S.W.T dan Rasul-Nya.
· Ketahuilah
bahwa kamu mendirikan rumah tangga adalah untuk
mendapatkan
keridhoan Allah S.W.T dan bukan untuk melepaskan nafsu
semata-mata.
·
Nasihatilah isterimu dengan cara yang baik.
· Layanilah
isterimu dengan cara yang baik karena sebaik-baik orang
diantaramu
adalah orang yang paling lemah lembut terhadap isterinya.
· Hiasilah
dirimu untuk isterimu sebagaimana kamu suka dia menghiasi
dirinya
untukmu.
· Jagalah
perasaan isterimu dan janganlah memuji wanita lain di hadapannya
dan
janganlah mengumpatnya di hadapan orang lain.
· Bertimbang
rasalah kamu dan jangan menuntut sesuatu yang di luar
kemampuan
isterimu.
· Ketahuilah
bahwa Rasulullah S.A.W tidak pernah memukul isteri-isterinya.
Jika kamu
terpaksa, elakkanlah dari pukulan yang menyakitkan.
· Janganlah
kamu terlalu menurut kemauan isterimu karena ini akan
merusakkan
akhlaqnya dan menjatuhkan kewibawaanmu.
·
Bersabarlah atas kelemahan isterimu karena mungkin kamu membenci
sesuatu yang
Allah menjadikan kebaikan yang banyak kepadanya.
WAHAI
ISTERI....
· Taati dan
cintailah Allah S.W.T dan Rasul-Nya.
·
Utamakanlah hak suamimu lebih daripada hak-hak yang lain melainkan
hak-hak Allah
S.W.T dan Rasul-Nya.
·
Senantiasalah bersikap malu dan taat kepada suamimu serta berilah
perhatian
ketika ia berbicara di samping menghormatinya.
· Berpuas
hatilah dengan apa saja rezki yang telah diperoleh oleh suamimu
dari Allah
S.W.T.
· Muliakanlah
anggota keluarga suamimu dan saudara maranya.
·
Tumpukanlah perhatian kepada kewajiban dan urusan dalam
rumahtanggamu.
· Jagalah
perasaan dan maruah suamimu.
· Hiasilah
dirimu untuk suamimu saja.
· Janganlah
merasa bangga kepada suamimu lantaran harta, kecantikan dan
keturunanmu.
· Janganlah
keluar dari rumahmu melainkan dengan izin suamimu.
AKAL SETIPIS RAMBUTNYA
Jangankan
lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita.
Tanpa mereka
hati, fikiran, perasaan lelaki akan resah. Masih
mencari
walaupun sudah ada segala galanya.
Apa lagi
yang tidak ada di syurga, namun Nabi Adam a.s tetap
merindukan
Siti Hawa. Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu,
isteri atau
puteri.
Dijadikan
mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk
diluruskan
oleh lelaki, tetapi kalau lelaki sendiri yang tak lurus,
tdk mungkin
mampu hendak meluruskan mereka.
Tak logik
kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang
yang lurus.
Luruskanlah
wanita dengan cara petunjuk Allah, karena
mereka
diciptakan begitu rupa oleh Mereka.
Didiklah
mereka dengan panduan dariNya.
JANGAN COBA
JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA,
NANTI MEREKA
SEMAKIN LIAR.
JANGAN
HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN,
NANTI MEREKA
SEMAKIN MENDERITA.
Yang
sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Kenalkan
mereka kepada Allah, zat yang kekal, disitulah
kuncinya.
AKAL SETIPIS
RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMU.
HATI SERAPUH
KACA, KUATKAN DENGAN IMAN.
PERASAAN
SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN
AKHLAK.
Suburkanlah
karena dari situlah nanti mereka akan nampak
penilaian
dan keadilan Tuhan.
Akan
terhibur dan bahagialah hati mereka, walaupun tidak jadi
ratu cantik
dunia, presiden ataupun perdana menteri negara
atau women
gladiator.
Bisikkan ke
telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu
kelemahan.
Itu bukan diskriminasi Tuhan. Sebaliknya disitulah
kasih sayang
Tuhan, karena rahim wanita yang lembut itulah
yang
mengandungkan lelaki-lelaki wajah : negarawan,
karyawan,
jutawan dan " wan-wan" lain. Tidak akan lahir
superman
tanpasuperwoman.
Wanita yang
lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan
tidak
menghiburkan.
Tanpa ilmu,
iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa
diluruskan,
bahkan mereka pula membengkokkan.
LEBIH banyak
LELAKI YANG DIRUSAKKAN OLEH
PEREMPUAN
DARIPADA
PEREMPUAN YANG DIRUSAKKAN OLEH
LELAKI.
SEBODOH-BODOH
PEREMPUAN PUN BISA
MENUNDUKKAN
SEPANDAI-PANDAI LELAKI
Itulah
akibatnya apabila wanita tidak kenal tuhan. Mereka
tidak
akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki.
Kini bukan
saja banyak boss telah kehilangan secretary,
bahkan anak
pun akan kehilangan ibu, suami kehilangan isteri
dan bapa
akan kehilangan puteri.
Bila wanita
durhaka dunia akan huru-hara. Bila tulang rusuk
patah,
rusaklah jantung, hati dan limpa.
Para lelaki pula jangan hanya
mengharap ketaatan tetapi
binalah kepimpinan.
Pastikan
sebelum memimpin wanita menuju Allah PIMPINLAH
DIRI SENDIRI
DAHULU KEPADANYA.
Jinakkan diri dengan Allah, nescaya
akan jinaklah segalagalanya
dibawah pimpinan kita.
JANGAN MENGHARAP ISTERI SEPERTI SITI
FATIMAH,
KALAU PRIBADI BELUM LAGI SEPERTI
SAYIDINA ALI
KITAB UQUUDU LUJAIN
FII BAYAANI HUQUUZZAUJAINI
BAB 1
Shahabat-shahabat
yang dirahmati oleh Alloh S.W.T,
Alhamdulillah
segala puji tersanjung kehadirat Alloh S.W.T
Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan kepada sayyidina
Muhammad
S.A.W besrta keluarganya dan para shahabat,
sejumlah
bilangan semua perkara yang diketahui Alloh. “Amma
ba’du”.
Izinlah kami
menulis buletin ini dengan suatu pegangan kitab,
yang insya
Alloh kami ambil dari kitab “UQUUDU LUJAIN FII
BAYAANI
HUQUUQUZZAUJAINI” Kami sangat berharap
memperoleh pertolongan
Alloh, keikhlasan, diterima dan ber
manfa’at
dalam segala hal yang berkaitan dengan risalah yang
kami tulis
ini, semata karena kemuliaan sayyidina Muhammad
S.A.W para
istrinya anak cucunya dan golongan beliau.
Risalah ini
kami hadiahkan kepada kedua orang tua kami,
dengan
harapan memperoleh pengampuan dari Alloh, dan
mudah-mudahan
derajatnya ditinggikan. Sesungguhnya Alloh
S.W.T adalah
dzat yang maha luas pengampunan Nya dan dzat
Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.
HAK-HAK ISTRI TERHADAP SUAMI
Alloh S.W.T berfiman ;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُوا۟
ٱلنِّسَآءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا۟ بِبَعْضِ مَآ
ءَاتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأْتِينَ بِفَٰحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ
وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟
شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا ﴿١٩﴾
An-Nisa'[4]:19
Wahai
orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa
dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian
dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan
perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang
patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi
kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak
padanya.
Ayat 19: “WA
‘AASYIRUUHUNNA BILMA’RUUFI”
Artinya : “ Dan pergaulilah mereka (istri-istrimu)dengan
baik “
Yang dimaksud adalah pergaulan secara adil. Baik dalam
pembagian giliran (kalau kebetulan polygami), pemberian
belanja dan berperangai baik dalam ucapan dan tindakan.
Dalam Surat Al-Baqoroh ayat 228 diterangkan:
وَٱلْمُطَلَّقَٰتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَٰثَةَ قُرُوٓءٍ
وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ فِىٓ أَرْحَامِهِنَّ إِن
كُنَّ يُؤْمِنَّ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ
بِرَدِّهِنَّ فِى ذَٰلِكَ إِنْ أَرَادُوٓا۟ إِصْلَٰحًا وَلَهُنَّ مِثْلُ ٱلَّذِى
عَلَيْهِنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ
حَكِيمٌ ﴿٢٢٨﴾
Al-Baqarah[2]:228
Dan para
istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali qurū'.
Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahim
mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan para suami mereka
lebih berhak kembali kepada mereka dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki
perbaikan. Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di
atas mereka. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Artinya : “Dan
para wanita mempunyai hak yang seimbang dengankewajiban
nya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami
mempunyai suatu tingkatan kelebihan daripada istrinya. ”
Diriwayatkan dari nabi S.A.W bahwa, saat beliau menunaikan
haji wada’ belau bersabda : Setelah belau mamuji Alloh S.W.T
dan menyanjung-Nya serta memberi petuah pada kaum
muslimin yang hadir, Beliau melanjutkan sabdanya:
“Ingatlah, berikanlah wasiat kepada para wanita secara baik,
karena mereka hanyalah sebagai tawanan dihadapanmu.
Sesungguhnya kalian tidak memiliki apapun dari mereka
kecuali
kebaikan. kecuali jika mereka itu (wanita) datang denga
membawa perbuatan buruk yang jelas. Kalau wanita melakukan
perbuatan tercela, maka berpisahlah sebatas tempat tidur dan
pukullah dengan pukulan yang tidak membahayakan.
Kalau istimu mentaati maka kamu jangan mencari alasan lain
untuk mengusiknya. Ingatlah sesungguhnya kamu mempunyai
hak atas istri dirimu. Diantara hak kalian atas
istri-istrimu
adalah melarang istrimu menggelar tikarmu terhadap orang
yang tidak kamu sukai dan tidakmengijinkan istri-istrimu
memasukkan orang yang tidak kam sukai. Ingatlah, bahwa
diantara hak-hak istrimu adalah memberi pakaian yang baik
kepadanya dan demikian pula dalam hal makanannya. ”
BAB 2 ;
Rasululloh
S.A.W bersabda, Artinya: “ Hak istri atas suami
adalah
mamberi makan kepadanya jika ia (suami) makan,
memberi
pakaian kepadanya apabila ia (suami) berpakaian, dan
jangan
menampar wajah, jangan menjelek-jelekkan dan jangan
membiarkan
(memisahkannya) kecuali dalam hal tempat tidur.
(riwayat
Thamrani dari Muawiyah bin Haidah).
Rosulloh
S.A.W bersabda:
“AYYUMAA
ROJULIN TAZAWWAJA IMROATAN ‘ALAA
MAAQOLLA
MINALMAHRI AU KATSURO LAISYA FII NAFSIHI
ANYUADDIYA
HAQQOHAA KHODDA’AHAA FAMAATA
WALAM YUADDI
ILAIHAA HAQQOHAA LAQIYALLOHA
YAUMAL
QIYAMATA WAHUWA ZAARIN”
Artinya:
“Siapapun orang laki-laki yang menikahi seorang wanita
dengan
maskawin yang hanya sedikit atau banyak, tetapi drinya
berniat
untuk tidak memenuhi hak-hak istri (yakni bermaksud
menipunya)
lalu lelaki itu mati hingga belum pernah memenuhi
hak-hak
istrinya, maka dihari kiamat kelak ia akan menghadap
Alloh S.W.T
dengan menyandang predikat sebagai pezina. ”
Rosulloh
S.A.W bersabda : “INNA MIN AKMALIL MU’MINIINA
IIMAANAN
AHSANUHUM KHULUQON WAALTHOFUHUM
BIAHLIHII. ”
Artinya:
”Sesunguhnya diantara kesempurnaan keimanan orang
mukmin
adalah mereka yang lebih bersikap kasih sayang
(berlaku
lemah lembut) terhadap istrinya. ” (riwayat Turmudzi
dan Hakim
dari Aisyah).
BAB 3
;
Rasulullah
S.A.W bersabda: “KHOIRUKUM KHOIRUKUM
LIAHLIHII WA
ANA KHOIRUKUM LI AHLII. ”
Artinya : “
Sebaik-baik orang diantara kamu adalah mereka
yang paling
bagus terhadap istri-istrinya. Dan aku adalah orang
yang terbaik
diantaramu terhadap keluarga (istri-istri)ku. ”
(Riwayat
Ibnu Hibban).
Dalam
riwayat lainnya dikatakan :
Artinya : “
Sebaik-baik orang diantara kamu adalah mereka
yang paling
bagus terhadap istri-istrinya, dan aku adalah orang
yang lebih
bagus diantaramu terhadap istri-istriku. ”
Rasulullah
S.A.W bersabda :
“MAN
SHOBARO’ALA SUUI KHULUQI IMROATIHII
A’THOOHU
ALLAHU MINAL AJRI MITSLAMAA U’THIYA
AYYUUBU
‘ALAIHISSALAAMU’ALA BALAA IHI WA MAN
SHOBAROT
‘ALASUI KHULUQI ZAUJIHAA A’THOOHALLAHU
MINAL AJRI
MITSLATS.A.WAA BI AASIYATA IMROATA
FIR’AUNA. ”
Artinya : “
Barang siapa bersabar atas keburukan kelakuan
istrinya
maka Allah S.W.T akan memberi pahala kepadanya
seperti
pahala yang pernah diberikan Allah S.W.T kepada Nabi
Ayyub AS
atas cobaan yang diterimanya. Dan barang siapa
bersabar
atas keburukan kelakuan suaminya maka Allah S.W.T
memberi
pahala kepadanya seperti pahala yang pernah
diberikan
kepada Asiyah istri Fir’aun. ”
Perlu
diketahui bahwa cobaan yang diberikan Allah S.W.T
kepada Nabi
Ayyub AS adalah terdiri dari empat macam
cobaan.
Meliputi
cobaan atas ;
1-kebangkrutan
(pailit) kekayaannya,
2-kematian
semua anak-anaknya,
3-kerusakan
pada tubuhnya
4-diasingkan
oleh masyarakat kecuali hanya istrinya saja yang
setia
menemani.
Kehancuran
harta kekayaan Nabi Ayyub AS terdiri dari unta,
sapi,
kambing, gajah, khimar (keledai). Kekayaan lain milik
Beliau
adalah 500 hektar tanah perS.A.Wahan, semuanya
digarap oleh
500 orang, pada setiap orang mempunyai anak
istri.
Pengikut Beliau terdiri dari 3 golongan semua telah
beriman dan
masih berusia muda.
Iblis yang
diberikan kekuasaan oleh Allah S.W.T dapat turun
naik dari
bumi ke langit sewaktu dikehendaki, mempunyai
maksud naik
ke langit. Tiba-tiba Iblis mendengar para malaikat
membaca
Sholawat atas Nabi Ayyub AS. Saat itu juga timbullah
rasa Hasud
di dalam hatinya. Ia berkata memohon kepada Allah
S.W.T :
“ WAHAI TUHAN, SEKARANG INI AKU
MEMANG TELAH
MENYAKSIKAN SENDIRI HAMBA-MU AYYUB
SANGAT RAJIN
BERSYUKUR SERAYA MEMUJI KEPADA-MU.
TETAPI KALAU
ENGKAU MEMBERI COBAAN KEPADAKU TENTU
DIA TIDAK
AKAN BERSYUKUR DAN TIDAK PULA MENTAATINYA.
Allah
S.W.T berfirman kepada Iblis :
“BAIK,
SILAKAN KAMU MERANGKAP. SEKARANG AKU BERI
KEKUASAAN
KEPADAMU UNTUK MENCOBA AYYUB AS
MELALUI
HARTA KEKAYAANNYA. ”
Iblis
berangkat. Ia mengumpulkan semua anak buah terdiri dari
syaitan dan
jin ia katakan kepada mereka: “ SEKARANG AKU
TELAH DIBERI
WEWENANG UNTUK MENCOBA AYYUB AS
MELALUI
HARTANYA. ”
Lebih lanjut
iblis berkata lagi :
“ IFRIT,
SEKARANG KAU KUBERI TUGAS MEMBAKAR
TEMPAT
PENGGEMBALAAN UNTA-UNTA MILIK AYYUB AS
DAN
SEKALIGUS MEMBUNUH SEMUA UNTA-UNTA ITU.
LAKSANAKAN
!”
Iblis datang
menjumpai Ayyub AS, saat mana ketika itu Beliau
sedang
melaksanakan sholat. Iblis berkata kepadanya: “
TEMPAT
PENGGEMBALAAN UNTA-UNTAMU TERBAKAR,
DAN SELURUH
UNTA MILIKMU IKUT TERBAKAR PULA. ”
Apa kata
Nabi Ayyub AS: “ ALKHAMDULILLAH. ALLAH S.W.T
SENDIRI YANG
MEMBERIKAN KEKAYAAN ITU KEPADAKU
DAN HANYA
DIA SAJA YAMG BERHAK MENGAMBIL
KEMBALI. ”
Iblis tidak
berhenti sampai disitu. Ia meningkat lagi pada
kekayaan
yang lain. Ia hancurkan semua kambing milik Nabi
Ayyub As,
berikut tempat penggembalaannya. Ia datang ke
Nabi Ayyub
As seraya memberitahukan peristiwa itu.
“ANGIN PANAS
TELAH MENGHANCURKAN KEBUNNYA,
TIDAK ADA
YAMG TERSISA
SEDIKITPUN,
” kata iblis sehabis merusak semua kebun milik
Nabi Ayyub AS.
Apa kata Nabi Ayyub As. “ ALHAMDULILLAH
...”
kemudian Beliau memuji Allah S.W.T dan menyanjung-Nya.
Usaha iblis
belum berhenti sampai disitu. Ia kembali
menghadap
Allah S.W.T seraya memohon agar diberi
kekuasaan
untuk mencoba Nabi Ayyub AS melalui anakanaknya.
Allah berkata:”Silakan,
pergilah. Aku memberi kekuasaan penuh
kepadamu
untuk mencoba Ayyub melalui anak-anaknya. ”
Iblis
berangkat. Yang dituju adalah gedung tempat anak-anak
Nabi Ayyub
As berlindung di bawahnya. Gedung itu diguncang
lalu hancur
menindih habis anak-anak Nabi Ayyub As,
semuanya
mati. Iblis lalu memberi Nabi Ayyub As tentang
bencana yang
menimpa anak-anaknya.
Apa reaksi
Beliau?. Nabi Ayyub AS malah beristigfar
memohon
ampun kepada Allah S.W.T.
Usaha iblis
tetap tidak menghasilkan apapun untuk merubah
ketaatan
Nabi Ayyub As. Beliau tetap taat kepada Allah S.W.T
dan
bersyukur kepada-Nya. Iblis kembali menghadap Allah
S.W.T seraya
memohon agar diberi kekuasaan untuk menguji
nya. Allah
berkata kepadanya: “ SILAKAN. AKU BERI
KEKUASAAN
KEPADAMU UNTUK MENGUJI MELALUI
TUBUH LISAN
DAN AKALNYA. TETAPI BUKAN HATINYA. ”
Iblis segera
berangkat untuk menggoda Nabi Ayyub As.
Sampai
ketempat yang dituju ternyata Beliau sedang bersujud.
Iblis datang
dari arah kepala Beliau, lalu meniup kedua lubang
hidungnya
dengan sekali tiup. Seketika itu badan Nabi Ayyub
As serasa
gatal-gatal.
Makin lama
terasa semakin gatal. Nabi Ayyub As menggarukgaruk
bagian-bagian
tubuh yang gatal dengan ujung-ujung
jemarinya.
Tetapi belum juga hilang gatal-gatal itu.
Nabi Ayyub
As mencoba menggaruk-garuknya dengan kain
kasar. Belum
juga hilang gatal-gatal itu. Lalu menggunakan
kerewang
(pecahan genting) dan batu. Beliau tidak hentihentinya
menggaruk
badannya hingga melepuh, sehingga
bernanah dan
berbau busuk. Masyarakat sekitarnya
menganggap
berbahaya terhadap penyakit yang sedang
dialami Nabi
Ayyub As. Mereka sepakat mengasingkan Beliau
ke luar
daerah. Beliau terusir ke tempat yang kotor. Mereka
membuatkan
untuk Beliau sebuah gubuk yang hanya ditemani
istrinya
yang bernama Rahmah.
Meskipun demikian
istri beliau, Rahmah, selalu setia
melayaninya.
Ia berbuat baik sekali kepadanya. Ia perlakukan
suaminya
penuh kasih sayang. Kebutuhan-kebutuhan makan
dan minumnya
selalu diperhatikan. Kaum Nabi Ayyub As yang
mendeportasi
dirinya terdiri dari tiga golongan. Namun begitu
semuanya
masih tetap dalam keimanan semula. Mereka tidak
meninggalkan
agamanya.
Dalam
kisah lain diriwayatkan bahwa, ada seseorang
bermaksud
menghadap Umar Bin Khattab hendak mengadukan
perihal
perangai buruk istrinya. Sampai ke rumah yang dituju
orang itu
menanti Umar Ra di depan pintu. Saat itu ia
mendengar
istri Umar mengomeli dirinya, sementara Umar
sendiri
hanya berdiam diri saja tanpa bereaksi. Orang itu
bermaksud
balik kembali sambil melangkahkan kaki seraya
bergumam:”KALAU
KEADAAN AMIRUL MUKMININ SAJA
BEGITU,
BAGAIMANA HALNYA DENGAN DIRIKU. ”
Bersamaan
itu Umar keluar, ketika melihat orang itu hendak
kembali.
Umar memanggilnya, katanya : ”ADA KEPERLUAN
PENTING?”.
Ia menjawab : ” AMIRUL MUKMININ,
KEDATANGANKU
INI SEBENARNYA HENDAK
MENGADUKAN
PERIHAL ISTRIKU LANTARAN SUKA
MEMARAHIKU.
TETAPI BEGITU AKU MENDENGAR ISTRIMU
SENDIRI
BERBUAT SERUPA, MAKA AKU BERMAKSUD
KEMBALI.
DALAM HATI AKU BERKATA:KALAU KEDAAN
AMIRUL
MUKMININ SAJA DIPERLAKUKAN ISTRINYA
SEPERTI ITU,
BAGAIMANA HALNYA DENGAN DIRIKU. ”
Umar berkata
kepadanya:”SAUDARA, SESUNGGUHNYA AKU
RELA
MENANGGUNG PERLAKUAN SEPERTI ITU DARI
ISTRIKU
KARENA ADANYA BEBERAPA HAK YANG ADA
PADANYA.
ISTRIKU BERTINDAK SEBAGAI JURU MASAK
MAKANANKU.
IA SELALU MEMBUATKAN ROTI UNTUKKU.
IA SELALU
MENCUCIKAN PAKAIAN-PAKAIANKU. IA
MENYUSUI
ANAK-ANAKKU, PADAHAL SEMUA ITU BUKAN
KEWAJIBANNYA.
AKU CUKUP TENTRAM TIDAK
MELAKUKAN
PERKARA HARAM LANTARAN PELAYANAN
ISTRIKU.
KARENA ITU AKU MENERIMANYA SEKALIPUN
DIMARAHI. ”
Kata orang
itu : ”AMIRUL MUKMININ, DEMIKIAN PULAKAH
TERHADAP
ISTRIKU?”. Jawab Umar : ”YA, TERIMALAH
MARAHNYA.
KARENA YANG DILAKUKAN ISTRIMU TIDAK
AKAN LAMA,
HANYA SEBENTAR SAJA. ”
Tentang
kisah Asiyah lengkapnya begini; ketika Nabi Musa
As
mengalahkan para tukang sihir Fir’aun, keimanan Asiyah
semakin
mantap. Keimananya kepada Allah itu sendiri itu
sebenarnya
sudah lama tertanam didalam hatinya, dan ia tidak
menyatakan
Fir’aun (suaminya) sebagai Tuhan. Begitu Fir’aun
semakin
jelas mengetahui keimanan istrinya, maka ia
menjatuhkan
hukuman kepadanya.
Kedua tangan
dan kakinya diikat. Asiyah ditelentangkan diatas
tanah yang
panas, wajahnya dihadapkan kesinar matahari.
Manakala
para penyiksanya kembali, malaikat menutup sinar
matahari
sehingga siksaan itu tidak terasa.
Belum cukup
siksaan itu dilakukan Fir’aun, ia kembali
memerintahkan
algojonya supaya menjatuhkan sebongkah batu
besar kedada
Asiyah. Manakala Asiyah melihat batu besar itu
hendak
dijatuhjkan padanya, beliau berdoa kepada Allah
S.W.T:
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱمْرَأَتَ
فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًا فِى ٱلْجَنَّةِ
وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿١١﴾
At-Tahrim[66]:11
Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang
beriman, istri Fir'aun, ketika dia berkata, "Ya Tuhanku, bangunkanlah
untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun
dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,"
Segera Allah
memperlihatkan sebuah bangunan gedung di
syurga yang
terbuat dari marmer berwarna mengkilat. Asiyah
sangat
bergembira, lalu ruhnya keluar menyusul kemudian
barulah
sebongkah batu besar itu dijatuhkan pada tubuhnya
sehingga
beliau tidak merasakan sakit, karena jasadnya sudah
tidak
mempunyai nyawa.
Syeikh habib
Abdullah Al Haddad mengatakan, seseorang
yang
sempurna adalah orang yang mempermudah hak-haknya,
tetapi tidak
mempermudah (meremehkan) hak-hak Allah.
Sebaliknya
orang yang kurang sempurna adalah orang yang
diketahui
berlaku sebaliknya.
BAB 4
K I S A H
Ada seorang
salih, ia mempunyai saudara (kawan) yang salih
pula. Setiap
tahun ia berkunjung kepadanya. Suatu hari ia
mengunjunginya
lagi, sampai ke rumah yang dituju pintunya
masih
tertutup. Ia ketuk pintu rumah itu. Dari dalam terdengar
suara
wanita: “SIAPA ITU?” Orang yang salih menjawab: “AKU,
SAUDARA
SUAMIMU. AKU DATANG UNTUK
MENGUNJUNGINYA,
HANYA KARENA ALLAH SEMATA. ”
“DIA SEDANG
KELUAR MENCARI KAYU BAKAR, BALAS
ISTRI
SAHABATNYA. MUDAH-MUDAHAN IA TIDAK KEMBALI.
”
Lanjutnya
sambil terus bergumam memaki-maki suaminya.
Ketika
mereka sedang terlibat perbincangan, tiba-tiba orang
yang salih
itu datang sambil menuntun seekor harimau yang
sedang
membawa seikat kayu bakar. Begitu melihat
saudaranya
datang mengunjunginya, ia menghambur
kepadanya
seraya bersalam.
Kayu bakar
itu lalu diturunkan dari punggung harimau tersebut.
Katanya
kemudian: “SEKARANG PERGILAH KAMU, MUDAHMUDAHAN
ALLAH
MEMBERKAHIMU. ”
Orang yang
salih itu (yakni yang empunya rumah) lalu
mempersilakan
saudaranya masuk. Sementara isterinya masih
bergunam
memaki-maki dirinya. Namun sebegitu jauh ia hanya
berdiam,
tanpa menunjukkan reaksi kebencian. Setelah terlibat
perbincangan
beberapa saat lamanya, hidangan keluar
disuguhkan.
Dilanjutkan berbincang-bincang hingga beberapa
saat.
Setelah itu saudaranya berpamitan dengan menyimpan
kekaguman
yang sangat berkesan. Ia sangat kagum sebab
saudaranya
sanggup menekan kesabarannya menghadap isteri
yang begitu
cerewet dan berlidah panjang.
Tahun
berikutnya ia berkunjung lagi. Sampai di depan pintu ia
mencoba
mengetuknya. Isterinya keluar dan menyapa: “TUAN
SIAPA?”
“AKU ADALAH
SAUDARA SUAMIMU, BALASNYA.
KEDATANGANKU
INI SEMATA UNTUK MENGUNJUNGINYA.
“OH, SELAMAT
DATANG, TUAN, ” kata isteri saudaranya
seraya mempersilahkan
masuk penuh keramahan. Tidak begitu
lama saudara
salih yang ditunggunya tiba juga sambil
memanggul
seikat kayu bakar. Mereka segera terlibat
perbincangan
sambil menikmati hidangan yang disuguhkan.
Setelah
semuanya dirasa cukup, dan ketika ia hendak kembali,
ia sempatkan
bertanya tentang beberapa hal. Bagaimana
dahulu ia
dapat menundukkan seekor harimau dan mau
diperintah
membawakan kayu bakar. Sedang sekarang ini ia
hanya datang
sendirian sambil memanggul kayu bakar.
“KENAPA BISA
BEGITU?” tanya saudaranya. Saudaranya
menjawab:”KETAHUILAH
SAUDARAKU, ISTERIKU YANG
DAHULU
BERLIDAH PANJANG ITU SUDAH MENINGGAL.
SEDAPAT
MUNGKIN AKU BERUSAHA BERSABAR ATAS
PERANGAI
BURUKNYA. SEHINGGA ALLAH MEMBERI
KEMUDAHAN
DIRIKU UNTUK MENUNDUKKAN SEEKOR
HARIMAU,
SEBAGAIMANA PERNAH KAU LIHAT SENDIRI
SAMBIL
MEMBAWA KAYU BAKAR ITU. SEMUANYA TERJADI
LANTARAN
KESABARANKU PADANYA. LALU AKU MENIKAH
LAGI DENGAN
PEREMPUAN YANG SHALIHAH INI. AKU
SANGAT
GEMBIRA MENDAPATKANNYA. MAKA HARIMAU
ITUPUN
DIJADIKAN JAUH DARIKU, KARENA ITU AKU
MEMANGGUL
SENDIRI KAYU BAKAR ITU, LANTARAN
KEGEMBIRAANKU
TERHADAP ISTERIKU YANG SHALIIHAH
INI. ”
PERHATIAN
Seorang
suami diperbolehkan memukul isterinya jika tidak
mengindahkan
perintahnya berhias, padahal ia menghendaki.
Atau
lantaran menolak diajak tidur bersama. Diperbolehkan pula
seorang
suami memukul isterinya lantaran keluar rumah tanpa
memperoleh
izinnya. Atau karena isterinya itu memukul anak
kecil yang
sedang rewel. Atau karena mencaci maki orang lain,
atau karena
menyobek pakaian suaminya, menjambak
jenggotnya,
atau berkata kepada suaminya: “HAI KAMBING,
HAI KELEDAI
HAI ORANG TOLOL, DLL. ” sekalipun
pencaciannya
itu didahului oleh sikap suami yang telah
mencacinya.
Demikian
pula seorang suami diperbolehkan memukul
isterinya
lantaran isterinya sengaja memamerkan wajahnya
kepada
lelaki lain. Atau karena asyik berbincang-bincang
dengan
lelaki lain. Atau sekalipun ia ikut mendengarkan
pembicaraan
suaminya bersama lelaki lain, dengan maksud
dapat
mencuri pendengaran dari suara lelaki itu. Atau karena
memberikan
sesuatu dari rumah suaminya berupa barang yang
tidak
biasanya diberikan kepada orang lain. Atau karena
menolak
menjalin kekeluargaan dengan saudara suaminya.
Begitu pula
suami dibenarkan memukul isterinya karena
meniggalkan
shalat, setelah terlebih dulu diperintah tetapi
menolak
mengerjakannya. Pendapat inilah yang lebih kuat.
BAB 5
; WASIAT DAN PENGAJARAN SUAMI
Ketahuilah
bahwa, setiap suami hendaknya pandai-pandai
memberi
pengajaran atau wasiat-wasiat kebajikan kepada
isterinya.
Rasulullah S.A.W mengingatkan :
“ROHIMALLAHU
ROJULAN QOOLA YAA AHLAAHU SHOLAA
TAKUM SHIYAA
MAKUM DZAKAA TAKUM MISKIINAKUM
YATIIMAKUM
JIIROONAKUM LA’ALLAKUM MA’AHUM FIL
JANNATI. ”
Artinya: “Mudah-mudahan Allah merahmati seorang
suami yang
mengingatkan isterinya, ‘HAI ISTRIKU, JAGALAH
SHALATMU,
PUASAMU, ZAKATMU. KASIHANILAH ORANGORANG
MISKIN DI
ANTARAMU, PARA TETANGGAMU.
MUDAH-MUDAHAN
ALLAH MENGUMPULKAN KAMU
BERSAMA
MEREKA DI SURGA’. ”
Hendaknya
seorang suami selalu memperhatikan nafkahnya
sesuai
dengan kesanggupannya. Hendaknya suami selalu
bersabar
jika menerima cercaan isterinya, atau perlakuanperlakuan
tidak baik
lainnya. Hendaknya suami mengasihani
isterinya,
yaitu dengan bentuk memberi pendidikan secara baik,
kendati ia
seorang terpelajar. Sebab kaum wanita
bagaimanapun
diciptakan dalam keadaan serba kurang akal
dan tipis
beragama (kecuali hanya sedikit saja yang mempunyai
akal panjang
dan beragama kuat).
Tersebut
dalam hadits: “LAU LAA ANNALLAHA SATAROL
MAR ATA BIL
HAYAA ILAKAA NATS LAA TUSAA WII KAFFAN
MIN TUROOBIN.
”
Artinya:
“Kalaulah bukan karena Allah membuatkan penutup
rasa malu
bagi kaum wanita, niscaya harganya tidka dapat
menyamai
segenggam debu. (al-hadits).
Hendaknya
seorang suami selalu menuntun isterinya pada
jalan-jalan
yang baik. Memberi pendidikan kepadanya berupa
pengetahuan
agama (Islam), meliputi hukum-hukum bersuci
(Thaharah)
dari hadats besar. Misalnya tentang haid dan nifas.
Seorang
isteri harus diberi pengetahuan tentang persoalan
yang sangat
penting itu. Sebab bagaimanapun masalah itu
berhubungan
erat dengan waktu-waktu shalat.
Demikian
pula memberikan pengajaran terhadap maslah
ibadah.
Meliputi ibadan fardhu (wajib) dan sunnahnya.
Pengetahuan
tentang shalat, zakat, puasa dan haji.
Jika seorang
suami telah memberi pendidikan tentang
persoalan
pokok tersebut, maka isteri tidak dibenarkan keluar
rumah untuk
bertanya kepada ulama. Tetapi kalau pengetahuan
yang
dimiliki suami tidak memadai, sebagai gantinya maka ia
sendiri yang
harus siap untuk selalu bertanya kepada ulama
(orang yang
mengerti ilmu agama). Artinya, isteri tetap tidak
diperkenankan
keluar rumah. Namun, kalau suami tidak
mempunyai
untuk bertanya, maka isteri dibenarkan keluar
rumah untuk
bertanya tentang persoalan agama yang
dibutuhkan.
Hal itu malah menjadi kewajibannya, dan bahkan
kalau
suaminya melarang keluar berarti telah melakukan
kamaksiatan
(dosa). Tetapi isteri harus meminta izinnya lebih
dulu jika
sewaktu-waktu hendak belajar mengenai ilmu-ilmu
tersebut.
Isteri harus memperoleh keridhaan suaminya.
BAB 6
KEHARUSAN MEMELIHARA DIRI DAN KELUARGA
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ
شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ﴿٦﴾
At-Tahrim[66]:6
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada
Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.
Dalam
menafsirkan ayat tersebut, Ibnu Abas Ra mengatakan,
”Berikanlah
pengertian kepada mereka dan didiklah mereka “
yakni
tentang syariah Islam dan akhlak-akhlak yg baik.
Tersebut
dalam riwayat dijelaskan :
“INNA
ASYADDANNAASI ‘ADZAABAYYAU MAL QIYAA MATI
MAN JAHHALA
AHLAHU”
Artinya :
Sesungguhnya di antara manusia yang paling keras
menerima
siksaan kelak di hari kiamat adalah orang yang
memperbodoh
keluarganya, (yang sengaja membentuk
keluarganya
menjadi bodoh). (al-hadits)
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Umar Ra dari Nabi S.A.W,
bahwa beliau
bersabda yang artinya : “Setiap kamu sekalian
adalah
penggembala dan kelak akan ditanya tentang
penggembalaannya.
Imam adalah penggembala dan kelak
dimintai
tanggung jawab atas penggembalaan
(kepemimpinan)nya.
Suami adalah pemimpin keluarganya dan
kelak
dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinan
(rumah
tangganya). Isteri adalah pengatur di rumah suaminya,
kelak akan
diminta pertanggungjawaban tentang pengaturannya
(di rumah
suaminya). Pembantu adalah pelaksana dalam
menjalankan
pertanggungjawaban tentang pelaksanaannya.
Anak lelaki
adalah penjaga harta kekayaan orangtuanya dan
kelak akan
diminta pertanggungjawaban tentang penjagaannya.
Jadi kalian
semua adalah penggembala dan kelak kalian akan
diminta
pertanggungjawaban atas penggembalaannya. (riwayat
Ahmad,
Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Rasulullah S.A.W bersabda yang artinya:”Takutlah kepada
Allah, takutlah kepada Allah dalam urusan wanita, karena
mereka adalah merupakan amanat bagimu. Barangsiapa tidak
menyuruh isterinya menunaikan shalat dan tidak mengajarinya,
berarti telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.
(al-hadits).
Di antara akhir kata-kata yang dipesankan oleh Rasulullah
S.A.W yang diulang tiga kali hingga lisannya terasa sulit
berkata
dan sangat berat, adalah:
“Peliharalah shalat, peliharalah shalat (mu) dan apa saja
yang
ada pada kekuasaanmu. Janganlah kamu membebani mereka
dengan perkara yang mereka tidak mampu menanggungnya.
Takutlah kepada allah, takutlah kepada Allah dalam urusan
isteri-isterimu, sesungguhnya mereka adalah tawanan yang ada
dalam kekuasaanmu. Kamu mengambil mereka dengan
amanat Allah, dan kamu mengambil kehalalan farji mereka
dengan firman-firman Allah. (al-hadits).
FIRMAN ALLOH ;
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا
نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ ﴿١٣٢﴾
Taha[20]:132
Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan
sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang
memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang
yang bertakwa.
Diriwayatkan
dari Nabi S.A.W bahwa beliau bersabda, yang
artinya:
“tidak ada dosa yang lebih besar yang kelak di hari
kiamat
dibawa seseorang menghadap kepada Allah, daripada
orang yang
membuat keluarganya menjadi bodoh. ”
Rasulullah
S.A.W bersabda, yang artinya: “Pertama kalli
perkara yang
dipertanggungjawabkan kepada seseorang di hari
kiamat
adalah keluarganya (yakni isteri) dan anak-anaknya.
Mereka
berkata, wahai Tuhan kami, ambillah hak-hak kami
(tanggung
jawab) kami dari orang ini, karena sesungguhnya dia
tidak
mengajarkan kepada kami tentang urusan agama kami. Ia
memberi
makan kepada kami berupa makanan dari hasil yang
haram, dan
kami tidak mengetahui. Maka orang itu dihantam
(disiksa)
lantaran mencari barang yang haram, sehingga
terkelupas
dagingnya, kemudian dibawa ke neraka. (al-hadits).
BAB 7
HAK-HAK SUAMI ATAS ISTERI
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ
بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ
قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ
نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ
فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ
عَلِيًّا كَبِيرًا ﴿٣٤﴾
An-Nisa'[4]:34
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri),
karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari
hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada
Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga
(mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu
beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah
ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka
janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah
Mahatinggi, Mahabesar.
Sebab itu maka wanita yang sholihah adalah ;
yang taat
kepada Allah lagi memelihara diri
ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara(mereka).
Wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya(kemaluannya),
maka nasihatilah mereka dan
pisahkanlah
mereka ditempat tidur dan pukullah mereka.
Kemudian
jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu
mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. ”
Rasululloh
S.A.W bersabda: Artinya :” Sebaik-baik Wanita
(Isteri)
adalah seorang wanita yang apabila kamu pandang
menyenangkan
dirimu, kalau kamu perintah mentaatimu, kalau
kamu pergi
ia menjaga harta dan dirimu.
Rasululloh
S.A.W bersabda :
“Barang
siapa bersabar terhadap perangai isterinya, maka Allah
akan
memberikan pahala kepadanya seperti pahala yang
diberikan
padaa Nabi Ayyub As. Barang siapa bersabar (yakni
Isteri)
terhadap perangai suaminya, maka Allah akan
memberikan
pahala seperti pahala yang diberikan Allah pada
orang yang
gugur dalam membela agama Allah. Barang siapa
(isteri)
menganiaya suaminya dan memberi beban pekerjaan
yang tidak
pantas menjadi bebannya (yakni suami) dan
menyakitkan
hatinya, maka para Malaikat juru pemberi Rahmat
(Malaikat Rahmat) dan Malaikat juru siksa
(malaikat azab)
melaknatinya
(yakni isteri). Barang siapa (isteri) yang bersabar
terhadap
perbuatan suaminya yang menyakitkan, maka Allah
akan
memberinya seperti pahala yang diberikan Allah pada
Asiyah dan
Maryam Binti Imran. (Al-hadts).
BAB 8
;
Rasululloh
S.A.W bersabda : “AYYUMAA IMROATIN MAA
TAT
WAZAUJUHAA ‘ANHAA ROODHIN DAKHOLATIL
JANNATA”
Artinya:
”Siapa saja kaum wanita (istri) yang mati sedangkan
suaminya
meridhoinya, maka kelak ia masuk surga. ”
(Diriwayatkan
Tirmizdi Ibnu Majah, Hakim dari Ummu Salamah).
Rasululloh
S.A.W bersabda : “IDZAA SHOLLATILMARATIU
KHOMSAHAA
WASHOOMAT SYAHROHAA WAFIDHOT
FARJAHAA WA
ATHOO’AT ZAUJAHAA QIILA LAHAA
UDHULULJANNATA
MIN AYYIABWAABILJANNATISYI, TI. ”
Artinya:
“Apabila seorang Isteri menunaikan shalat lima
waktunya,
berpuasadibulannya, pandai-pandai memelihara
kemaluannya
dan mentaati suaminya, kelak akan dikatakan
kepadanya:”Masuklah
ke surga dari pintu mana saja yang kamu
kehendaki.
”(Diriwayatkan oleh Ahma)
Tersebut
dalam suatu riwayat ada seorang perempuan datang
menghadap
Nabi S.A.W seraya berkata : “Wahai Rasululloh,
aku ini
utusan dari kaum wanita yang diminta menghadapmu.
Yaitu
menanyakan masalah jihad yang hanya diwajibkan Alloh
kepada kaum
laki-laki. Kalau merreka terluka mendapatkan
pahala.
Kalau mereka terbunuh, mereka bahkan sebagi orangorang
yang hidup
disisi Tuhannya seraya memperoleh rizki.
sedangkan
kami dari golongan Wanita ini selalu setia mengikuti
dan membantu
mereka menyediakan kebutuhan-kebutuhan
yang
diperlukan. Namun demikian kenapa kami tidak
memperoleh
pahala berjihad seperti yang diberikan pada
mereka
Rosulloh S.A.W Bersabda:”SAMPAIKAN KEPADA
SIAPA SAJA
KAUM WANITA YANG KAMU JUMPAI BAHWA,
MENAATI
SUAMI DENGAN MENGAKUI HA-HAKNYA
SESENGGUHNYA
TELAH MENYAMAI DENGAN PAHALA
BERJIHAD.
TETAPI SEDIKIT SEKALI DIANTARAMU
MELAKSANAKAN.
” (Diriwayatkan oleh Al Bazzar da Thabrani).
BAB 9
;
وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ
بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا
ٱكْتَسَبْنَ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ
شَىْءٍ عَلِيمًا ﴿٣٢﴾
An-Nisa'[4]:32
Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah
dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi
laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun)
ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Yang
dimaksud adalah pahala yang diberikan Allah S.W.T
kepada kaum
lelaki karena menunaikan jihad. Sedangkan
pahala yang
diberikan Allah S.W.T kepada kaum wanita adalah
lantaran
mereka mamlihara kemaluannya dan mentaati Allah
S.W.T serta
mentaati suaminya. Pahala kaumlelaki dan wanita
di akhirat
kelak kedudukannya sama. Yang demikian karena,
perburan
baik itu dilipakan pahalanya hingga sepuluh kali lipat.
Baik hal itu
berlaku bagi kaum lelaki maupun wanita.
keutamaan
kaum lelaki atas kaum wanita hanyalah sebatas
masa di
dunia. Demikian menurut penafsirsn Asy Syarbini
didalm
Tafsirnya.
Iman Ali RA
mengatakan:”Seburuk-buruk sifat kaum lelaki
namun
sebaik-baik sifat sifat kaum wanita. , penakut. Sebab
kaum wanita
(Isteri) itu bakhil maka akan dapat memelihara
hartanya dsn
hartanya dan suami saja, kalau isteri (wanita) itu
merasa besar
maka perasaan besarnya itu akan mencegah diri
nya banyak
bicara kepada setiap orang dengan gaya bicara
yang lunak,
yang memungkinkan mengundang perhatian. kalau
wanita itu
penakut daari segala sesuatu maka ia tidak akan
keluar rumah
dan merasa takut ketempat-tempat yang dapat
mengundang
dugaan lantaran takut kepada Suaminya. Nabi
Dawud As
mengatakan :”Isteri yang berakhlak buruk bagi
seorang
suami, kalau dimisalkan adalah bagaikan orangtua
renta yang
memikul beban berat. Sedang isteri yang sholihah
bagi seorang
suami bagaikan mahkota yang dilapisi emas.
Manakala
suami memandangnya, maka membuat ketenangan.
KEDUDUKAN KAUM ISTERI
Hendaknya
suami memberi pengertian kepada isterinya
bahwa,
sesungguhnya keberadaan isterinya tidak lebih
bagaikan
hamba sahaya (budak) dimata tuannya. Atau
bagaikan
tawanan yang tidak berdaya karena itu isteri tidak
berhak
mempergunakan harta harta suaminya kecuali
memperoleh
izinnya.
Bahkan
menurut pendapat mayoritas Ulama bahwa, seorang
isteri tidak
boleh mempergunakan hartanya juga sekalipun harta
itu mutlak
miliknya sendiri, kecuali telah mendapat restu suami.
Sebab
kedudukan Isteri itu seperti orang yang menanggung
hutang
banyak yang harus membatasi penggunaan hartanya.
Selain itu
telah kewajiban bagi kaum isteri supaya memiliki
sikap pemalu
terhadap suaminya sepanjang waktu. Tidak
banyak
membantah perkataan suami. Merendahkan
pandangannya
di hadapan suami. Mentaati perintahperintahnya,
dan siap
mendengarkan kata-kata yang diucapkan
suaminya.
Menyongsong kedatangan suami dan
mengantarkannya
ketika hendak keluar rumah. Menampakkan
rasa cinta
dan bergembira dihadapannya. Menyerahkan dirinya
secara penuh
di sisi suaminya ketika di tempat tidur.
Termasuk
perkara penting yang perlu mendapat perhatian
kaum isteri
adalah, hendaknya selalu memperhatikan
kebersihan
mulutnya, baik dengan cara di gosok dalam
berbagai
waktu, menggunakan misik atau wewangian lain. Mem
bersihkan
pakaian, selalu bersolek di hadapan suami
sebaliknya
tidak berhias jika suami sedang pergi.
Al Ashmu’i
menceritakan pengalamannya ketika berjalan-jalan
di suatu
dusun. Katanya, suatu hari aku melihat seorang wanita
di suatu
desa. Ia berpakaian merah menyala, semua semua
kukunya
dikenakan pacar dan tangannya menggenggam tasbih.
Al Ashmu’i
bergumam:Alangkah indahnya wanita itu, hampir
tidak ada ke
keindahan yang melebihinya.
Setelah
mengetahui sapaanku, ia bersair : Demi Allah
sesunggunya
aku mempunyai seorang kawan yang akrab yang
tidak dapat
kutinggalkan sewaktu-waktu aku bercengkerama
bersama
dirimu Al Ashmu’i melanjutkan, sekarang aku tahu
bahwa,
wanita itu ternyata seorang isteri yang solehah. Ia
mempunyai
suami dimana ia selalu berhias untuk
menyenangkan
dirinya.
Selanjutnya,
seorang isteri hendaknya menjauhkan diri dari
sikap
berkhianat terhadap suami. Baik berkhianat ketika
ditinggal
suami, saat di tempat tidur atau berkhianat pada
hartanya.
“LAA YAHILLU
LAHAA AN TUTH’IMA MIN BAITIHI ILLAA
BIIDZNIHI
ILLAA ARROTHBA MINATHTHO’AAMI ALLADZII
YAKHOOPU
FASAADUHU FAIN ATH’AMAT ‘AN RIDHOOHU
KAANA LAHAA
MITSLA AJRIHI WAIN ATH’AMAT BIGHOIRI
IDZNIHI
KAANA LAHULAJRU WA’ALAIHALWIZRU. ” (ALHADITS)
Artinya:”Tidak
dihalalkan bagi seorang isteri memberikan
makanan dari
rumah suaminya kecuali mendapat izinnya.
Kecuali
berupa makanan basah (yang kadar airnya tinggi)yang
dikhawatirkan
busuk. Kalau seorang isteri memberi makanan
tanpa
memperoleh izin suaminya, maka suaminya yang
mendapat
pahala dan ia sen diri mendapat dosa. (al-hadits).
Seorang
isteri juga harus menghormati keluarga suaminya,
kerabat-kerabatnya
kendati hanya dengan ucapan. Hendaknya
isteri dapat
menempatkan dirinya dalam memandang perkara
yang sedikit
yang dimiliki suami sebagai perkara yang banyak.
Tidak
menolak jika diajak tidur bersama, kendati saat itu ia
sedang
berkendaraan.
BAB 10
;
Ibnu Abas
mengatakan, Aku mendengar Rasululloh S.A.W
bersabda :
“LAU ANNA
IMROATAN JA’ALAT LAILAHAA QIIYAAMAN
WANAHAAROHAA
SHIYAAMAN WA’AAHAA ZAUJUHAA ILAA
FIROOSYIHI
WA TAAKHKHOROT ‘ANHU SAA’ATAN
WAAHIDATAN
JAAAT YAUMALQIAMATI TUSHABU
BISSALAASILI
WALAGHLAALI MA’ASYSYAYAATHIINI ILAA
ASFALI
SAAFILIINA” (AL-HADITS)
Seandainya
seorang istri menjadikan seluruh waktu malamnya
untuk
beribadah dan siangnya selalu berpuasa, sementara
suaminya
mengajak dia tidur bersama (yakni bersetubuh) tetapi
ia terlambat
sebentar saja memenuhi panggilan (ajakannya),
maka kelak
di hari kiamat ia datang dalam keadaan terantai dan
terbelenggu,
serta ia dikumpulkan bersama syetan ditempat
neraka yang
paling bawah. (al-hadist)
Perlu sekali
diketahui, hendaknya seseorang apabila hendak
bersetubuh
menjauh-kan diri dari pandangan orang lain. karena
termasuk
diharamkan bersetubuh dilihat orang lain. termasuk
dalam kategori
ini adalah persetubuhan yang dilakukan
ditempat
terbuka, tidak tertutup dari pandangan orang lain.
Disunnahkan
bagi orang yang hendak bersetubuh memulai
dengan
membaca Bismillahir rahmaanir rahiim, dilanjutkan
membaca
surat AL Ikhlas, kemudian bertakbir dan bertahlil
(yakni
membaca ALLOHU Akbar dan Laa ilaahaa illalloh).
dilanjutkan
membaca : “BISMILLAHIL ‘ALIIYIL ‘ADHIMI
ALLOHUMMA
IJ”AL ANNUTHFATA DZURRIYYATAN
THOYYIBATAN
IN KUNTA QODARTA AN TUKHRIJA
DZAALIKA MIN
SHULBII. ”
Artinya ;
“Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha
Agung. Wahai
Allah, jadikanlah sperma ini menjadi keturunan
yang bagus
kalau kehendaki keluar dari tulang rusukku. ”
Rasululloh
S.A.W mengajarkan : “LAU ANNA AHADAKUM
INNA ATAA
AHLAHU QOOLA: ALLOHUMMA
JANNIBNISYSYAITHOONA
WA JANNIBISYSYAITHOONA
MAA
ROJAQTANAA. ” (AL-HADIST) Artinya; “Jika seorang
diantara
kamu bermaksud menyetubuhi istrinya , bacalah :
“ALLOHUMMA
JANNIBNISYSYAITHOONA WA
JANNIBISYSYAITHOONA
MAA ROJAQTANAA(WAHAI ALLOH
JAUHKANLAH
AKU DARI SYAITAN DAN JAUHKANLAH
SYAITAN DARI
SUATU RIZQI YANG ENGKAU BERIKAN
KEPADA KAMI
). KARENA JIKA DALAM
WAKTUPERSETUBUHAN
ITU MENGHASILKAN ANAK, MAKA
SYETAN TIDAK
AKAN MEMBAHAYAKANNYA.
Apabila
telah mendekati ejekulasi dan maka hendaknya
membaca do’a
dalam hati yaitu “ALHAMDULILLAHILLADZII
KHOLAQO
MINALMAAI BASYARON FAJA’ALAHU NASABAN
WASHIHRON
WAKAANA ROBBUKA QODIIRON “. artinya
segala puji
bagi allah dzat yang telah menciptakan manusia dari
setetes air
(sperma) lalu dia menjadikan dari setetes air itu
keturunan
dan keluarga. dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
sewaktu
bersetubuh hendaknya menghindari menghadap ke
arah kiblat.
hal itu semata untuk menghormati kiblat hendaknya
dalam
oersetubuhan antara laki-laki dan wanita di tutup dengan
selimut.
hendaknya seorang istri jangan berpuasa (sunnah)
selain telah
memperoleh ijin suaminya. kalaupun tetap
berpuasa
tanpa mendapatkan ijinnya maka puasanya tidak di
terima,
kendati ia lapar dan dahaga saja. seorang istri
hendaknya
pula jangan pula keluar rumah kecuali memperoleh
ijin suami.
kalau terpaksa keluar rumah tanpa memperoleh
ijinnya maka
para malaikat yang ada dilangit melaknatinya,
demikian
pula para malaikat yang bertugas di bumi, malaikat
rahmat dan
malaikat juru siksa. hal itu terus berlangsung
hingga
dirinya bertaubat atau kembali kerumahnya. bahaya itu
akan berlaku
menimpa dirinya sekalipun suaminya seorang
yang aniaya.
BAB 11
HIKAYAT ;
Abdullah
alwasiti bercerita bahwa pernah di arafah aku melihat
seorang
perempuan ia berkata, “barang siapa mendapat
petunjuk
Allah maka takkan ada yang dapat menyesatkanya,
Barang siapa
di sesatkan Allah maka tidak ada orang yang
akan
menunjukanya “.
Tahulah aku
bahwa wanita itu seorang tersesat jalan. aku
bertanya.
”wahai perempuan dari mana asalmu?” ia menjawab
“maha suci
Allah Dzat yang telah meng Isra’ kan hambanya
pada suatu
malam dari masjidil haram ke masjidil aqsho “.
Tahulah aku
bahwa perempuan itu berasal dari muqodas. aku
bertanya
:”untuk keperluan apa kedatanganmu kemari?” ia
menjawab:”diwajibkan
oleh Allah atas manusia menunaikan haji
bagi orang
yang mampu menempuh perjalananya”. aku
bertanya:”kau
punya suami?” ia menjawab:”janganlah kamu
mengikuti
apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
dengan
masalah ltu!”. ”apa kau bersedia naik unta ?” tanyaku.
ia
menjawab:”perkara apa saja dari kebaikan yang kamu
kerjakan
maka Allah mengetahuinya”.
Manakala
perempuan itu hendak menaiki kuda, ia berkata
:”katakanlah
kepada orang-orang yang beriman agar
menundukKan
pandangan mereka! “.
Maka akupun
berpaling dari memandanginya. setelah berada di
punggung kendaraan
kembali aku bertanya :”siapa namamu?”
dan
“ceritakanlah kisah mariam didalam Al Qur’an ?” jawabnya.
“kau punya
anak?”
ia menjawab
:”berwasiatlah ibrahim dengan milat itu kepada
anak-anaknya
dan Yaqub “.
Akupun
mengerti bahwa ia mempunyai beberapa anak. aku
melanjutkan
pertanyaan : ”siapa nama mereka ?”ia
menjawab:”dan
Allah berfirman kepada Musa dengan firmanfirman-
Nya. dan
Allah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih
(pilihan).
Hai Dawud, sesungguhnya kami menjadikan kamu
kholifah di
muka bumi”. (jadi nama anak-anak mereka adalah
Musa,
Ibrahim, dan dawud).
Aku bertanya
:”ke daerah mana aku dapat menjumpai mereka
?”
ia menjawab
:” dan beberapa tanda, dengan bintang mereka di
beri
petunjuk jalan “.
akupun
mengerti bahwa perempuan itu termasuk salah seorang
yang ada
dalam rombongan pengendara unta.
Aku
melanjutkan :”mariam beberapa hari ini kau belum makan
apa-apa?” ia
menjawab : ” sesungguhnya aku bernadzar
kepada Tuhan
Arrahman untuk berpuasa.
Manakala aku
telah sampai ketempat anak-anaknya dan
mereka melihat
ibundanya mereka menangis seketika,
perempuan
itu berkata:” salah seorang di antara kamu pergilah
kekota
dengan membawa uang untuk berbelanja “.
Aku bertanya
kepada anak-anaknya tentang ibundanya itu.
mereka
menjawab “sesungguhnya dia sudah tiga hari ini
tersesat
jalan. ia bernadzar tidak akan berbicara apa-apa
kecuali
menggunakan bahasa Al Qur’an”. setelah itu aku
bertanya
kepada mereka, begitu melihat bahwa mereka
menangis
semua. mereka menjawab:”sesungguhnya ia dalam
keadaan
nadzar”.
Maka akupun buru-buru
masuk menjumpainya dan bertanya
kepadanya
mengenei keadaan yang di alami. perempuan itu
menjawab:”dan
sakaratul maut datang dengan nyata “.
Setelah
kematianya malamnya aku bermimpi bertemu dengan
perempuan
itu. aku bertanya:”dimana kamu sekarang?” ia
menjawab
:”sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa di
tempatkan
dalam surga dan sungai-sungai, di tempat yang di
senangi di
sisi Tuhan Yang Berkuasa “.
Diriwayatkan
dari Rosulullah S.A.W bahwa beliau bersabda
:”sesungguhnya
istri yang mentaati suaminya di mohonkan
ampunan oleh
burung-burung yang terbang diudara, ikan-ikan
yang ada di
air dan para Malaikat yang ada di langit, selagi istri
itu berada
dalam keridloan suaminya “. (Al-hadits )
BAB 12
HIKAYAT
Di baghdad
ada seorang laki laki menikah dengan anak puteri
pamannya
sendiri. Dalam pernikahan itu ia berjanji tidak akan
menikah lagi
dengan wanita lain. Suatu hari ada seorang
perempuan
datang (belanja) ke tokonya. Ia meminta lelaki itu
untuk
menikahi dirinya. Lelaki itupun bercerita apa adanya,
bahwa dia
telah mengikat janji dengan istrinya (anak
pamannya)untuk
tidak akan kawin lagi dengan wanita lain.
Tetapi
perempuan itu terus mendesak dirinya, hingga dirinya
rela
sekalipun hanya di gilir pada hari jum’at. Lelaki itupun
menikahinya.
Masa itu
telah berlalu, hingga sampai memasuki kedelapan
bulan dalam
pernikahannya dengan wanita lain, isterinya mulai
curiga. Ia
tidak menyukai tingkah suaminya yang mulai tidak
beres. Ia
memerintahkan pembantunya supaya menyelidiki
suaminya.
Menjelang
hari jum’at, suaminya keluar, isterinya meminta
pembantunya
untuk mengawasi dari jauh, ke mana tujuannya.
Ternyata ia
masuk kerumah seorang perempuan. Pembantu
tadi terus
malakukan penyelidikan Ia bertanya kepada salah
seorang
tetangga perempuan itu. Jawabnya, bahwa lelaki itu
telah
menikahinya beberapa bulan yang lalu.
Tuan
puterinya di beritahu bahwa, suaminya telah menikah lagi
dengan
perempuan lain. Ia berkata:”Kamu jangan menyebarkan
rahasia ini
kepada siapapun”.
Manakala
lelaki itu telah mati (yakni suami dari isteri anak
pamannya) Ia
mengutus pembantunya supaya mengantarkan
uang
sebanyak 500 dinar kepada isterinya yang kedua.
”Pergilah
kerumahnya dan katakan kepadanya :”Semoga Allah
menambah
pahalamu menjadi lebih besar. Sesungguhnya
suamimu
telah mati. Ia meninggalkan uang sebanyak 8000
dinar. Yang
tujuh ribu dinar diberikan kepada anaknya. Yang
1000 dinar
lagi dibagi dua antara aku dan kamu. ”
Ketika
isteri mudanya mendapat penjelasan itu, ia menolak
pemberian
uang dari isteri tua. Ia berkata kepada
pembantunya:”Kembalikan
uanng itu padanya. Aku tidak akan
mengambil
maskawin daripadanya, d an aku tidak ingin
mengambil
tinggalan apapun dari padanya. ”
Tersebut
dalam riwayat, kelanjutan hadits diatas :
“AYYUMAMRA-ATIN
‘ASHOT ZAUJAHAA FA’ALAIHAA
LA’NATULLAAHI
WAL MALAA-IKAATIWANNAASI AJMA’IINA”.
(al hadits)
“Mana saja
isteri yang berbuat durhaka kepada suaminya, maka
ia
memperoleh laknat Allah, para malaikat, dan semua
manusia”.
Imam Ali bin
abu thalib berkata:”Aku mendengar Rasulullah
bersabda:”Seandainya
seorang isteri membawa makanan yang
di goreng
dan yang di rebus di kedua tangannya lalu, diletakkan
(disiapkan)untuk
suaminya, tetapi suaminya tidak meridhoinya,
maka dihari
kiamat kelak isteri itu akan di kumpulkan bersama
golongan
Yahudi dan Nashrani. (al hadits)
Abdullah bin
mas’ud mengatakan bahwa, aku mendengar
Rasulullah
bersabda : “AYYUMAA IMRA-ATIN DA’AAHAA
ZAUJUHAA
ILAA FIRAASYIHI FAS.A.WWAFAT BIHI hATTA
YANAAMA
FAHIYA MAL’UUNAH”. (al hadits)
“Mana saja
isteri yang di ajak suaminya bersetubuh, lalu ia
mengulur
ngulur waktu hingga suaminya tertidur, maka ia
terlaknat”.
Dalam
kelanjutan hadits di katakan: ”Mana saja isteri yang
bermuka
masam di depan wajah suaminya maka ia berada
dalam
kemurkaan Allah hingga ia tersenyum kembali dan
berusaha
meminta keridhoannya. Dan mana saja isteri yang
keluar
rumahnya tanpa mendapat restu suaminya maka ia
dilaknati
para malaikat hingga kembali”.
Abdurrahman
bin ‘auf mengatakan, aku mendengar bahwa
rasulullah
bersabda:
“AYYUMAMRA-ATIN
‘ABASAT FII WAJHI ZAUJIHAA ILLAA
QAAMAT MIN
QABRIHAAMUSWADDATALWAJHI”. (al hadits)
“Mana saja
isteri yang bermuka masam di depan suaminya,
kelak ia di
bangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berwajah
hitam”.
Dari ‘usman
bin ‘affan Ra berkata, aku mendengar rasulullah
bersabda :
“MAA KHARAJAT IMRA-ATUMMINBAITI ZAUJIHAA
BI GHAIRI
IDZNIHI ILLAA LA’ANAHAA KULLU SYAI-IN
THALA’AT
‘ALAIHISYSYAMSU HATTAL HIITAANI FIL BAHRI. ”
“Tidaklah
seorang isteri keluar dari rumah suaminya tanpa
mendapat
restunya, kecuali dilaknati oleh segala sesuatu yang
tersiram
matahari, hingga termasuk ikan ikan yang ada dilaut”.
(al hadits)
BAB 13
;
Ummul
mu’minin ‘aisyah ra berkata : “YAA
MA’SYARANNISAA
LAU TA’LAMNA BI HAQQI
AZWAAJIKUNNA
‘ALAIKUNNALAJA’ALATILMAR-ATU
MINKUNNA
TAMSAhULGHUBAARA ‘AN QADAMA ZAUJIHAA
BUhURRI
WAJHIHAA”(al hadits)
“ Wahai kaum
wanita, seandainya kamu akan mengetahui hakhak
suamimu atas
dirimu, niscaya kamu akan bersedia
membersihkan
debu ditelapak kaki suaminya dengan sebagian
wajahnya”.
Tersebut
dalam riwayat Al Bazzar dari ‘aisyah ra bahwa beliau
berkata :
“Aku bertanya kepada rosulullah S.A.W “Siapa orang
yang
palingbesar hak-haknya atas wanita?. Beliau
menjawab:”Suaminya”.
Aku melanjutkan:”siapa orang yang
paling besar
hak-haknya atas seorang laki laki?”. Beliau
menjawab”Ibunya”.
Rasullullah
S.A.W bersabda :”Ada tiga macam orang yang
mana Allah
tidak berkenan menerima sholatnya, kebajikannya
tidak dibawa
naik kelangit. Yaitu :
1) Budak
yang lari darituannya hingga kembali,
2) Isteri
yang di marahi suaminya hingga mendapat ridhonya ;
3) Pemabuk
hingga sadar (dari mabuknya). Riwayat Ibnu
huzaimah,
ibnu hibban dan al baihaqqi dari jabir.
Rasulullah
bersabda ketika mengingatkan kaum wanita
(isteri):”IDZAA
QAALATIL MAR-ATU LIZAUJIHA MAA RA-AITU
MINKA
KHAIRUNQATHTHU FAQAD hABITHA ‘AMALUHA””.
“Apabila seorang istri berkata pada suaminya
:”Sama sekali aku
tidak pernah
melihat kamu berbuat baik”. makabenar benar
telah
terhapuslah amalnya”. (riwayat ibnu adi dan ibnu ‘asakir
dan ‘aisyah)
Thalhah bin
ubaidillah ra mengatakan bahwa, aku mendengar
Rasulullah
bersabda : “AYYUMAMRA-ATIN QAALAT
LIZAUJIHAA
MAA RA AITU MINKA KHAIRAN QUTHTHA
ILLAA
AYASAHALLAAHU TA’AALAA MIRRAhMATIHI
YAUMALQIYAAMATI”
“Mana saja
perempuan (isteri) yang berkata pada suaminya :
Sama sekali
aku belum pernah melihat engkau berbuat baik”,
Kecuali
Allah memutuskan rahmat baginya kelak di hari kiamat”.
(al hadits)
Rasulullah
bersabda : ”Mana saja istri yang menuntut cerai
suaminya
tanpa ada perkara yang memperbolehkannya sama
sekali
(yakni alasan yang jelas), maka haram baginya
menikmati
bau harumnya sorga (yakni terhalang penciumannya
pada bau
sorga). (diriwayatkan oleh Ahmad, abu daud, At
turmudzi,
Ibnu Mahaj, Ibnu Hibban, Al hakim dari tsauban).
Abu bakar As
sidiq Ra mengatakan, aku mendengar bahwa
rasulullah
S.A.W bersabda:”Apabila seorang istri berkata pada
suaminya
:”Ceraikanlah aku “, Maka kelak dihari kiamat ia
datang
dengan membawa wajah tanpa terbalut daging,
sementara
lidahnya menjulur keluar dari langit langit mulut dan
ia turun
menuju tengah-tengah jurangnya neraka, kendati ia
selalu
berpuasa dan beribadah di waktu malamnya”.
Rasulullah
S.A.W bersabda:”INNALLAAHA LAA YANDZURU
ILAA
IMRA-ATIN LAA TASYKURU ZAUJAHAA. . ”.
“Sesungguhnya
allah tak mau memperhatikan seseorang istri
yang tidak
mau bersyukur kepada suaminya”. (al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda :”LAA YANDZURULLAAHU
TABAARAKA
WATA’AALAA ILAA IMRA-ATIN LAA TASYKUR
LIZAUJIHAA
WAHIYA LAA TSTAGHNII ‘ANHU”.
“Allah tidak
mau memperhatikan seseorang istri yang menolak
bersyukur
kepada suaminya, padahal ia tetap membutuhkan
suaminya”.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah, aku mendengar bahwa
rasulullah
S.A.W bersabda “Seandainya seorang istri
mempunyai
Kekayaan seperti yang dikuasai Sulaiman bin daud,
dan suaminya
ikut makan hartanya Itu, kemudian istrinya
berkata
kepadanya:”Mana harta milikmu !!”, kecuali Allah akan
menghapus
amalnya (amal istri)selama empat puluh tahun”.
Usman bin
‘affan berkata, aku mendengar Rasulullah S.A.W
bersabda:”Seandainya
seorang istri mempunya sejumlah harta
kekayaan
sebanyak isi dunia dan memberikan Semua
kekayaan itu
pada suaminya, dan setelah berlalu beberapa
Saat lalu di
ungkit-ungkitnya, kecuali Allah akan menghapus
semua
amalnya dan akan mengumpulkanya bersama dengan
Qorun”.
BAB 14
PERTANYAAN PERTAMA PADA SUAMI DAN ISTRI
Rasulullah
bersabda :”AWWALU MAA TUS-ALUL MAR-ATU
YAUMAL
QIYAAMATI ‘ANSHOLAATIHAA WA’AN BA’LIHAA”
(al hadits)
“Pertama
kali yang di pertanyakan kepada seorang isteri pada
hari kiamat
adalah tentang sholatnya dan suaminya”.
Rasulullah
bersabda:”Permulaan yang di perhitungkan dari
seseorang
lelaki (suami) adalah mengenai shalatnya, kemudian
tentang
istrinya dan perkara-perkara yang di kuasainya. Jika
pergaulannya
bersama mereka baik dan lelaki itu berlaku baik
kepada
semuanya, maka Allah berbuat bagus kepadanya. Dan
permulaan
perkara yang di perhitungkan (yakni dihisab)bagi
perempuan
adalah tentang shalatnya kemudian tentang hakhak
suaminya.
(al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda kepada istrinya:”Dimana engkau
mempunyai
kewajiban kepada suamimu?. Istri beliau menjawab
: Aku tidak
akan berbuat lalai dalam melayaninya, kecuali
terhadap
hal-hal yang kurasa atidak mampu kulakukan.
Rasulullah
S.A.W pun melanjutkan :”Bagaimanapun kamu
bergaul
bersamanya maka sesungguhnya suamimu adalh sorga
dan
nerakamu”. (al hadits).
Tersebut
dalam riwayat, bahwa Nabi S.A.W bersabda:”Ada
empat macam
wanita yang masuk sorga dan empat macam
wanita yang
lain masuk neraka. Diantaranya empat macam
wanita yang
masuk sorga adalah, istri yang memelihara
kesucian
(kehormatan dirinya ), menaati perintah Allah dan
menaati
suaminya, banyak anaknya, penyabar, mudah
menerima
pemberian sedikit bersama suaminya, mempunyai
rasa malu.
Kalau suaminya tidak ada ditempat (sedang pergi) ia
memelihara
dirinya dan harta suaminya. Kalau suaminya
sedang di
rumah ia mengekang lisannya.
Yang lain
adalah isteri yang ditinggal mati suaminya, ia
mempunyai
anak banyak tetapi ia menahan diri untuk
kepentingan
anak-anaknya, memelihara mereka berlaku baik
pada mereka
dan tidak menikah lagi karena khawatir jika
menyia-nyiakan
anak-anaknya itu.
Adapun empat
wanita yang lain yang di tetapkan masuk neraka
adalah,
istri yang berlisan buruk pada suaminya, kalau
suaminya
sedang pergi ia tidak menjaga kehormatan dirinya,
kalau
suaminya berada dirumah lisannya terus mencerca
dengan
kata-kata yang buruk, dan isteri yang membebani
suaminya
dengan beban yang tidak sanggup dipikulnya, dan
isteri yang
tidak menutup dirinya dari lelaki lain bahkan ia keluar
rumah dengan
dandanan yang berlebihan, dan isteri yang tidak
mempunyai
aktivitas lain kecuali makan, minum, tidur dan tidak
mempunyai
kecintaan untuk melaksanakan sholat, tidak
menaati
Allah dan rasulNYA dan tidak berusaha menaati
suaminya.
Isteri yang bersikap seperti itu adalah istri yang
terlaknat,
termasuk ahli neraka, kecuali jika segera bertaubat.
(al hadits)
Kata sa’ad
bin waqash, aku mendengar rasulullah S.A.W
bersabda:”Sesungguhnya
seorang istri jika tidak membesarkan
hati
suaminya sewaktu mengalami kesempitannya, maka Allah
akan
melaknatnya dan begitu pula para malaikat semuanya ikut
melaknat
dirinya. (al hadits) Salman Al farissi mengatakan
bahwa aku
mendengar Rasulullah S.A.W bersabda:”MAA
NADZARATIMRA-ATUN
ILAA GHAIRI ZAUJIHAA
BISYAHWATIN
ILLAA SUMMIRAT ‘AINAHAA
YAUMANLQIYAAMATI.
(al hadits)
“Tidaklah
seoarang istri yang memperhatikan lelaki yang bukan
suaminya di
sertai syahwat, kecuali kedua matanya kelak di hari
kiamat akan
di butakan”.
Abu ayyub Al
anshari mengatakan, aku mendengar bahwa
rasulullah
S.A.W bersabda : ”Dilangit dunia, Allah menciptakan
(menempatkan
tujuh puluh ribu malaikat, d imana mereka
melaknati
setiap isteri yang menghianati suaminya dalam
penggunaan
hartanya. Di hari kiamat kelak mereka
dikumpulkan
bersama para tukang sihir, para dukun, kendati
sepanjang
hidupnya dihabiskan untuk melayani suaminya”. (al
hadits)
Kata
mu’awiyah, sesungguhnya aku mendengar bahwa
rasulullah
S.A.W besabda: ”AYYUMAA IMRA-ATIN AKHADZAT
MIN MAALIN
ZAUJIHAA BIGHAIRI IDZNIHI ILLA KAANA
‘ALAIHAA
WIZRUU SAB’IINA ALFA SAARIQ”.
“Mana saja
seorang isteri yang mengambil harta suaminya,
tanpa seizinnya
kecuali dirinya mendapat tujuh puluh dosanya
pencuri”.
(al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:”Allah mengharamkan setiap
orang msuk
sorga sebelum aku, hanya saja melihat dari
sebelah
kananku seorang perempuan yang mendahului aku
menuju pintu
sorga. Aku bertanya “Bagaimana perempuan ini
mendahuluiku?
Dijawab:”Hai Muhammad, dia adalah
perempuan
yang bagus. Ia mempunyai anak-anak yatim tetapi
ia bersabar
merawat mereka hingga mencapai usia beligh. Lalu
dia
bersyukur kepada Allah terhadap semua itu”. (al hadits)
BAB 15
;
Umar bin
khatab mengatakan, bahwa Rasulullah S.A.W
bersabda :
”AYYUMAA IMRA-ATIN RAFA’AT SHAUTAHAA
‘ALAA
ZAUJIHAA ILLAA LA’ANAHAA KULLU SYAI-IN
THALA’AT
‘ALAIHI SYAMSU “. (AL HADITS)
“Mana saja
isteri yang memperkeraskan suaranya kepada
suaminya
kecuali dilaknat oleh segala sesuatu yang tersinar
oleh sinar
mentari. (al hadits)
Abu dzar
mengatakan, aku mendengar bahwa Rasulullah
S.A.W
bersabda : ”Sesungguhnya kalaupun seseorang isteri
beribadah
seperti ibadahnya para malaikat dan manusia yang
ahli ibadah.
Kemudian ia membuat keprihatinan kepada
suaminya
karena masalah nafkah, kecuali pada hari kiamat ia
datang
sementara tangannya terbelenggu pada leher dan
kakinya
terikat, mulutnya dirobek, wajahnya pucat dan dirinya
digantung
oleh malaikat yang sangat keras seraya diseret
menuju
neraka”. (al hadits)
Salman Al
farisi mengatakan, aku mendengar bahwa
Rasulullah
S.A.W bersabda: ”Mana saja isteri yang bersolek
dan
mengenakan wewangian, keluar rumah tanpa mendapat
izin dari
suaminya, maka sesungguhnya dia berjalan dalam
kemurkaan
Allah dan kebencianNYA hingga kembali”. (al
hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:”AYYUMAMRA-ATIN NAZA’AT
TSIYAABAHAA
FII GHAIRI BAITIHAA KHARAQALLAAHU
‘AZZA WAJALLA ‘ANHAA SITRAHU”(rawahu ahmad dan
thabrani dan
hakim dan baihaqi)
“Mana saja
isteri yang menukar pakaiannya dilain rumah
dengan
maksud sengaja di buka supaya terlihat lelaki lain,
maka Allah
pasti merobek penutupnya (yakni Allah tidak akan
menutupi
dosanya ) . (dari ahmad thabrani al-hakim dan al
baihaqi)
Tersebut
dalam riwayat Al hakim bahwa, ada salah seorang
perempuan
bertanya kepada Nabi S.A.W,
katanya:”Sesungguhnya
putra pamanku bermaksud melamar
aku, karena
itu jelaskan kepadaku apa saja hak-hak suamiatas
istrinya.
Jika hak-hak itu sanggup aku jalani niscaya aku siap
menikah.
Rasulullah S.A.W menjawab:”Diantara hak-hak suami
adalah
seandainya dari hidungnya mengalir darah atau nanah,
maka
istrinya menjilatinya maka yang demikian itu belum cukup
menunaikan
hak-haknya. Seandainya diperbolehkan seseorang
bersujud
kepada orang lain, tentu aku perintahkan seorang istri
supaya
bersujud kepada suaminya”.
Wanita itu
berkata: “Demi dzat yang mengutusmu dengan hak,
selama di
dunia aku tak akan menikah”.
Tersebut
dalam riwayat diberitakan oleh Aisyah Ra bahwa, ada
seorang
perempuan datang menghadap Nabi S.A.W seraya
berkata:”Hai
rasulullah, aku ini seorang wanita yang masih
muda.
Baru-baru ini aku sedang dilamar seseorang tapi aku
belum suka
menikah, sebenarnya apa sajakah hak-hak suami
atas
istrinya itu? ”Rasulullah S.A.W mwnjawab:”Sekiranya mulai
dari muka
hingga sampai kakinya dipenuhi oleh penyakit
bernanah,
lalu istrinya menjilati seluruhnya, maka yang
demikian itu
belum terbilang memenuhi rasa syukur terhadap
suami”.
Perempuan muda itu berkata:”Kalau begitu pantaskah
aku
menikah?”. Rasulullah S.A.W berkata:”Sebaiknya
menikahlah
karena menikah itu baik”.
Tersebut
dalam riwayat At thabrani:”Sesungguhnya seorang
istri
terhitung belum memenuhi hak-hak Allah ta’ala sehingga
dia memenuhi
hak-hak suaminya keseluruhan. Seandainya
suaminya
meminta dirinya sementara ia masih berada diatas
punggung
onta, maka ia tidak boleh menolak suaminya atas
dirinya”.
(yang di maksud meminta dirinya adalah meminta
untuk
melayani seksual suaminya). (Al hadits)
Ibnu Abbas
Ra mengatakan, ada seorang perempuan dari
kats’am
menghadap Rasulullah S.A.W, katanya:”Aku ini
seoarang
perempuan yang masih sendirian, aku bermaksud
menikah.
Sesungguhnya apa sajakah hak-hak suami itu? Beliau
menjawab:”Apabila
suami menghendaki istrinya seraya terus
menggoda,
sementara waktu itu istrinya masih diatas
punggung
unta, maka ia tidak boleh menolaknya. Diantara hak
suami adalah
hendaknya istri jangan memberikan sesuatu
apapun dari
rumahnya kecuali mendapat izin dari suaminya.
Kalau ia
tetap melakukan perbuatan itu, maka ia berdosa dan
pahalanya
diberikan kepada suaminya. Diantara hak suami
yang lain
adalah hendaknya istri jangan berpuasa sunnah
kecuali
mendapat izin dari suaminya, kalau ia tetap berpuasa
maka hanya
mendapat rasa lapar dan dahaga, puasanya tidak
diterima.
Kalau istrinya memaksa keluar rumah tanpa
memperoleh
izin dari suaminya maka ia dilaknati para malaikat,
hingga
kembali dan bertaubat”. (Al hadits)
Ali Ra
mengatakan, aku berkunjung kepada Nabi S.A.W
bersama
Fatimah Ra. Sampai dirumah beliau, kujumpai sedang
menangis
terisak isak, Aku bertanya: ”Bapak dan Ibuku menjadi
tebusan atas
kesedihanmu, wahai Rasulullah, apa sebenarnya
yang
menyebabkan engkau menangis seperti itu?”. Rasulullah
menjawab:
”Hai Ali pada malam ketika aku di isra’kan kelangit,
kulihat
berbagai macam kaum wanita dari umatku di siksa
dineraka
dengan berbagai macam siksaan, Melihat hal itu aku
menangis
lantaran beratnnya siksaan yang di timpakan kepada
mereka. Aku
melihat ada wanita yang digantung dengan
rambutnya
dimana otaknya mendidih. Aku melihat lagi wanita
yang di
gantung dengan lidahnya, sementara yang mendidih
dituangkan
ke tenggorokannya. Aku juga melihat wanita yang
kedua
kakinya dipasung hingga susu dan kedua tangannya
terbelenggu
pada ubun-ubunnya. Sementara Allah memerintah
ular dan
kalajenging untuk menyiksanya. Aku juga melihat
wanita yang
digantung dengan kedua susunya. Aku melihat
pula wanita
berkepala babi dan berbadan keledai, ia mengalami
beribu-ribu
siksaan. Aku melihat wanita yang berbentuk(berupa)
anjing, sementara
api neraka membakar dirinya masuk melalui
lubang
mulutnya dan keluar melalui duburnya, sementara para
malaikat
memukulimya dengan godam yang panas.
Mendengar
semua itu Fatimah Az Zahra bangkit seraya
berkata:
”Wahai Kekasihku dan permata hatiku, sesungguhnya
perbuatan
apakah yang pernah dilakukan mereka, hingga
mengalami
siksaan seperti itu?”.
Rasulullah
menjawab: ”Wahai putriku perempuan yang
digantung
menggunakan rambutnya sendiri adalah disebabkan
ia tidak
menutup rambutnya dari pandangan lelaki lain.
Perempuan
yang di gantung menggunakan lidahnya
disebabkan
ia suka menyakiti hati suaminya. Perempuan yang
digantung
menggunakan kedua susunya disebabkan ia
mengotori
tempat tidur suaminya (dia bersetubuh dengan lelaki
lain).
Perempuan yang dipasung kedua kakinya pada kedua
susu dan
kedua tangannya dirantai keubun-ubunnya,
sementara
Allah memerintah ular dan kalajengking untuk
menyiksanya,
disebabkan dia tidak mandi jinabat, tidak mandi
setelah haid
danmeremehkan sholat. Perempuan yang
berkepala
babi dan berbadan keledai sesungguhnya
perempuan
itu suka mengadu-adu lagi pendusta. Adapun
perempuan
yang berbentuk anjing sementara api membakar
dirinya
masuk melalui mulut dan keluar melalui duburnya,
sesungguhnya
disebabkan dia perempuan yang suka
mengungkit
ungkit (pemberian kepada suaminya)lagi berhati
dengki.
Wahai putriku, celaka sekali istri yang bermaksiat
(durhaka)
kepada suaminya”. (Al hadits)
Singkatnya
bahwa kedudukan suami bagi istrinya Jika
dimisalkan
seprti kedudukan orang tua atas anak-anaknya,
Sebab
ketaatan anak terhadap orang tuanya dan usaha anak
mencari
keridhaan orang tuanya termasuk wajib. Sebaliknya
kewajiban
itu tidak berlaku bagi suami.
BAB 16
PERKARA PENTING
Tersebut
dalam riwayat dari Abu Hurairah Ra, katanya, suatu
hari
Rasulullah S.A.W menjenguk putrinya, Fathimah-. Sampai
di rumahnya,
Rasulullah melihat putrinya sedang menggiling
tepung
sambil menangis.
Rasulullah
bertanya:”Kenapa menangis, Fathimah. Mudah
mudahan
Allah tidak membuat matamu menangis lagi”.
Fathimah
menjawab:”Bapak, aku menangis hanya karena batu
penggiling
ini, dan lagi aku hanya menangisi kesibukanku
dirumah yang
datang silih berganti”.
Rasulullah
kemudian mengambil tempat duduk disisinya.
Fathimah
berkata:”Bapak demi kemulyaanmu, mintakanlah
kepada Alli
supaya membelikan seorang budak untuk
membantu
pekerjaan pekerjaanku membuat tepung dan
menyelesaikan
pekerjaan rumah”.
Manakala
Rasulullah S.A.W selesai mendengar perkataan
putrinya,
beliau bangkit dari duduknya dan berjalan menuju
tempat
penggilingan. beliau memungut segenggam biji-bijian
gandum
dimasukkan kepenggilingan. Dan mebaca
“BISMILLAHIR
RAHMANIR RAHIIMI” Maka berputarlah alat
penggilingan
itu karena izin Allah. Beliau terus memasukkan
biji-bijian
itu sementara alat penggiling tiu terus berputar
dengan sendirinya,
seraya memuji Allah dengan bahasa yang
tidak di
pahami manusia. Hal itu terus berajalan hingga bijibijian
itu habis.
Rasululah
S.A.W bersabda kepada alat penggilingan itu:
”Berhentilah
dengan ijin Allah”. Seketika alat itu berhenti. Ia
PDF created with
FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
berkata
seraya mengutip ayat Al Qur’an:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ
لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ﴿٦﴾
At-Tahrim[66]:6
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada
Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.
Merasa takut
jika menjadi batu kelak akan masuk neraka,
demikian
tiba tiba batu itu berbicara dengan ijin Allah. Ia
berbicara
menggunakan bahasa Arab yang fasih. Selanjutnya
batu itu
Berkata:”Wahai Rasulullah, demi dzat yang
mengutusmu
dengan hak menjadi Nabi dan rasul, seandainya
engkau
perintahkan aku untuk menggiling biji-bijian yang ada
diseluruh
jagat Timur dan Barat, niscayaakan kugiling
seluruhnya’.
Dan aku mendengar pulabahwa Nabi S.A.W
bersabda:”Hai
batu, bergembiralah kamu sesungguhnya kamu
termasuk
batu yang kelak di gunakan untuk membangun
gedung
Fathimah disorga”. Seketika itu batu penggiling itu
sangat
bahagia dan berhenti.
Nabi S.A.W
bersabda kepada putrinya, Fathimah : ”Kalau
Allah berkehendak,
hai Fathimah, niscaya batu penggiling itu
akan
bergerak dengan sendirinya untukmu. Tetapi Allah
berkehendak
mencatat kebaikan-kebaikan untuk dirimu dan
menghapus
keburukan-keburukanmu serta mengangkat
derajatmu.
Hai Fathimah
mana saja seoarang istri yang membuatkan
tepung untuk
suaminya dan anak anaknya, kecuali Allah
mencatat
baginya memperoleh kebaikkan dari setiap butir biji
yang
tergiling, Dan menghapus keburukkannya serta
meninggikan
derajatnya.
Hai Fathimah
mana saja istri yang berkeringat disisi alat
penggilingannya
karena membuatkan bahan makanan untuk
suaminya,
kecuali Allah akan memisahkan atas dirinya dan
neraka
sejauh tujuh hasta.
Hai Fathimah
mana saja seorang istri yang meminyaki rambut
anak-anaknya
dan menyisir rambut mereka dan mencuci baju
mereka,
kecuali Allah akan mencatat baginya memperoleh
pahala
seperti pahalanya orang yang memberikan makan
kepada
seribu orang yang sedang kelaparandan seperti
pahalanya
orang yang memberikan pakaian kepada seribu
orang yang
sedang telanjang.
Hai Fathimah
mana saja istri yang memenuhi kebutuhan
tetangganya,
kecuali Allah kelak mencegahnya(tidak memberi
kesempatan
baginya) Untuk minum air dari telaga Kautsar
besok di
hari kiamat. Hai Fathimah tetapi yang lebih utama dari
pada itu
semua adalah keridhoan suami terhadap istrinya.
Sekiranya
suamimu tidak meridhoimu, tentu aku tidak akan
mendoakan
dirimu”.
“Bukankah
engkau mengerti, hai Fathimah, bahwa keridhoan
suami itu
menjadikan sebagian dari keridhoan Allah, dan
kebencian
suami merupakan bagian dari kebencian Allah.
Hai
Fathimah, manakala seorang istri sedang mengandung,
maka para
malaikat memohonkan ampunan untuknya, dan
setiap hari
dirinya dicatat memperoleh seribu kebajikan dn
seribu
keburukannya di hapus. Apabila telah mencapai rasa
sakit
(menjelang melahirkan)maka Allah mencatat baginya
memperoleh
pahala seperti pahalanya orang orang yang
berjihad di
jalan Allah. Apabila telah melahirkan dirinya terbebas
dari segala
dosa seperti keadaannya di hari setelah
dilahirkannya
oleh ibunya”.
“Hai
Fathimah, mana saja istri yang melayani suaminya
dengan niat
yang benar, kecuali dirinya terbebas dari dosadosanya
bagaikan
pada hari dirinya dilahirkan ibunya. Ia keluar
dari dunia
(yakni mati) kecuali tanpa membawa dosa, ia
menjumpai
kuburnya sebagai pertamanan sorga, Allah
memberinya
pahala seperti pahala seribu orang yang naik haji
dan
berumrah, dengan seribu malaikat memohonkan ampun
padanya
sampai hari kiamat”.
“Mana saja
seorang istri yang melayani suaminya sepanjang
hari dan
malam, di sertai hati baik, niat yang ikhlas dan niat
yang benar,
kecuali Allah akan mengampuni semua dosadosanya.
Pada hari
kiamat kelak dirinya akan di beri pakaian
berwarna
hijau, dan dicatatkan untuknya pada setiap rambut
yang ada di
tubuhya dengan seribu kebajikan, dan Allah
memberi
pahala untuknya sebanyak orang yang pergi haji dan
umrah”.
“Wahai
Fathimah mana saja seorang istri yang tersenyum
manis di
muka suaminya, kecuali Allah akan memperhatikannya
dengan penuh
mendapat rahmat.
Hai
Fathimah, mana saja seorang istri yang menyediakan tidur
bersama
suaminya dengan sepenuh hati, kecuali ada seruan
yang di
tujukan kepadanya dari balik langit: Hai perempuan
menghadaplah
dengan membawa amalmu, sesungguhnya
Allah telah
mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang
datang”.
“Wahai
Fathimah, mana saja seorang istri yang meminyaki
rambut
suaminya demikian juga jenggotnya memangkas
kumisnya dan
memotong kuku-kukunya, Kecuali Allah kelak
memberi
minum padanya dari “RAHIQIM MAKHTUM”(tuak yang
tersegel)dan
dari sungai yang terdapat di sorga. bahkan Allah
akanmeringankan
beban sakaratulmaut, kelak dirinya akan
menjumpai
kuburnya bagai taman sorga. Allah mencatatnya
terbebas
dari neraka dan mudah melewati shirath(titian)”.
Pengertian,
yang dimaksud “RAHIQ” adalah “AL-KHAMRU
ASYSYAFIYATU
ATHTHAYYIBATU”, yakni arak yan jernih lagi
sangat
bagus. sedangkan makna “MAKHTUM”adalah. ”ALMAMNU’MIN
AN TAMASSAHU
YADUN ILAA AN YAFUKKAL
ABRAARU
KHATMAHU”, yakni tercegah dari penjamahan
tangan
hingga orang -orang yang baik melepas segalanya.
Jelas bahwa
barang yang disegel jauh lebih baik ketimbang
barang yang
mengalir.
Diriwayatkan
dari ibnu mas’ud ari Nabi S.A.W bahwa beliau
besabda:”IDZAA
GHASALATIL MAR-ATU TSIYAABA
ZAUJIHAA
KATABALLAHU LAHAA ALFA HASANATIN
WAGHAFARA
LAHAA ALFA SAYYI-ATIN WARAFA’A LAHAA
ALFA DARAJATIN
WASTAGHFARA LAHAA KULLU SYAI-IN
THALA’AT
‘ALAIHISY-SYAMSU”. (AL HADITS)
“ketika seorang istri mencucikan pakaian
suaminya, maka Allah
mencatat
untuknya memperoleh seribu kebajikan dan
mengampuni
seribu keburukannya. meninggikan seribu kali
derajat untuknya
dan semua barang yang berada di bawah
siraman
mentari memohonkan ampun untuknya”.
Aisyah RA
mengatakan : Suara penenunan yang dilakukan
oleh seorang
istri, itu menyamai gemuruh suara takbir dalam
perang fi
sabilillah. mana saja seorang istri yang memberi
pakaian
suaminya dari hasil tenunannya, kecuali pada benang
tenunan itu
tercatat seribu kali kebajikan.
Nabi S.A.W
bersabda:”MANISTARAA LI’IYAALIHI SYAIANTSUMMA
hAMALAHU
BIYADIHI ILAIHIM THALLAAHU
‘ANHU
DZUNUUBA SAB’IINA SANATAN”.
“Barang
siapa yang membuat gembira hati seorangistri maka ia
bagaikan
tengah menangis karena takut kepada Allah maka
Allah
mengharamkan tubuhnya dari api neraka”.
Rasulullah
bersabda:”Barang siapa yang membuat genbira
hatinya
seorang wanita, seakan akan menangis karena takut
kepada
Allah. Dan barang siapa menagis karena takut pda
Allah maka
Allah mengharamkan tubuhnya masuk kedalam api
neraka”. (al
hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:’Suatu rumah yang mana
didalamnya
terdapat anak anak perempuan, maka setiap hari
Allah menurunkan
dua belas rahmat dan tidak henti hentinya di
kunjungi
malaikat. Dan bagi kedua orang tuanya setiap hari dan
malam
dicatat seperti ibadah selama tujuh puluh tahun”.
BAB 17 KEUTAMAAN SHALATNYA WANITA
DIRUMAHNYA
SENDIRI
Dalam bagian
ini akan membicarakan tentangg keutamaan
shalatnya
orang perempuan (istri) di rumahnya sendiri dan
shalatnya
itu lebih utama di banding shalat orang perempuan di
masjid,
sekalipun berjamaah dengan rasulullah.
Humaid As
Sa’idi meriwayatkan tentang seorang perempuan
yang datang
kepada Rasulullah perempuan itu bertanya:”Hai
rasulullah,
sesungguhny aku sangat senang jika shalat
berjamaah
denganmu”. Nabi menjawab:”Aku tau kamu senang
shalat
berjamaah denganku. Tetapi shalatmu di rumahmu
sendiri
lebih utama dari pada shalatmmu di kamarmu dan
shalatmu di
kamarmu lebih utama di banding shalatmu
diserambi
rumahmu dan shalatmu di serambi rumahmu lebih
utama di
banding shalatmu di masjidku ini”. Yang demikian itu
tidak lain
untuk menjaga agar ketertutupan dirinya sebagai hak
yang perlu
di jaga.
Rasulullah
bersabda : ”Sesungguhnya shalatnya orang
perempuan di
rumahnya lebih baik dari pada shalat di
kamarnya,
dan sesungguhnyalah shalatnya seorangperempuan
di kamarnya
lebih baik dari pada shalatnya di serambi
rumahnya,
dan shalatnya seorang perempuan di serambi
rumahnya itu
lebih baik dari pada shalatnya di masjid”. (al hadits
riwayat Al
baihaqi dari Aisyah Ra)
Rasulullah
S.A.W bersabda :”shalat seorang perempuan di
rumahnya
lebih utama dari pada shalatnya di kamarnyadan
shalatnya di
dalam ruangan yang berada di tengah tengah
rumahnya
lebih baik dari pada shalatnya di serambi rumahnya”.
Diriwayatkan
oleh abi daud dari ibnu mas’ud dan riwayat Al
hakim dari
Ummu salamah.
Rasulullah
S.A.W bersabda:”SHALAATUL MAR-ATI
WAHDAHAA
TAFDHULU ‘ALAASHALAATIHAA FIL JAM’I
BIKHAMSIN
WA’ISYRIINA DARAJATAN”.
Shalatnya
seorang wanita sendirian menyamai shalatnya dalam
berjamaah
denga memperoleh dua puluh lima derajat “. (di
riwayatkan
oleh Ad Dailami dari ibnu ‘umar) Menurut suatu
pendapat,
shalat seorang wanita yang demikian itu berlaku bagi
perempuan
yang masih lajang, yakni belum kawin.
Rasulullah
S.A.W bersabda :”INNA AHABBA SHALAATIL
MAR-ATI
ILALLAAHI FIIASYADDI MAKAANIN FII BAITIHAA”
“Sesungguhnya
shalat seorang wanita yang paling di sukai
Allah adalah
yang di laksanakan di dalam rumahnya yang
gelap”.
Rasulullah
S.A.W berssabda :”seseungguhnya seorang istri
yang keluar
rumah, padahal tidak ada kebutuhan yang teramat
mendesak,
maka syethan terus memperhatikan dan
mengikutinya.
Syetan berkata:”Jangan kau sia-siakan setiap
melewati
seseorang kecuali ia kagum padamu”. lalu wanita itu
mengenakan
busananya. Ketika di tanya suaminya :”Hendak
kemana kamu.
?”. ia menjawab:”Aku hendak membesuk orang
sakit, atau
aku hendak mendatangi upacara pemberangkatan
jenazah atau
aku hendak shalat di masjid”. Padahal tidak ada
ibadah
seorang perempuan yang lebih sempurna kepada
Tuhannya
kecuali yang di kerjakan di rumahnya sendiri”.
Diriwayatkan
dari Abu Syaibani bahwa, ia melihat Abdullah bin
Asy Syayab
menghalau perempuan perempuan dari masjid di
hari jum’at
IAberkata:”Keluarlah kalian kerumah masing masing.
Hal itu Jauh
lebih baik bagi kamu”. Di riwayatkan oleh sulaiman
Al ‘Lakhami
dari Ath Thabrani
Di
riwayatkan ada seorang perempuan yang berlalu dekat
dengan abu
hurairah Ra. Ia berbau sangat harum semerbak.
Abu hurairah
bertanya:”Hai perempuan hendak kemana
kamu.?”. Ia
menjawab:”Hendak ke masjid”. Abu hurairah
melanjutkan:”Kau
mengenakan wewangian.. ?”. Ia menjawab
:”Yaa”. Abu
hurairah berkata:”Kembalilah, mandi dulu. Sebab
aku pernah
mendengar bahwa rasulullah S.A.W
bersabda:”Allah
tidak akan menerima shalat seorang
perempuan
yang keluar menuju masjid dengan membawa
aroma yang
semerbak harum sehingga ia pulang kembali lantas
mandi”. (Al
hadits)
Yang di
maksud mandi dalam hadits itu adalah menghilangkan
bau harum
yang di timbulkan dari bau minyak wangi tersebut.
jadi
maksudnya tidak di hususkan pada mandinya melainkan
upaya
menghilangkan bau wangi tersebut.
Rasulullah
S.A.W besabda :”AL MUKHTALI’ATU WAL
MUTABARRIJAATU
HUNNAL MUNAAFIQAATU”.
“Perempuan perempuan yang minta cerai suaminya
tanpa
‘udzur dan
perempuan perempuan yang memperlihatkan
perhiasan
(dandananya) kepada orang bannyak mereka
termasuk
munafik”. (Diriwayatkan oleh Abu na’im dan Ibnu
mas’ud)
BAB 18 LARANGAN BERHIAS DAN BERBUSANA
BERLEBIHAN
Di
riwayatkan dari Aisyah RA, katanya ketika Rasulullah
S.A.W sedang
duduk beristirahat di masjid, tiba tiba ada
seorang
perempuan golongan muzainah terlihat memamerkan
dandanannya
di masjid sambil menyeret nyeret busana
panjangnya
Rasulullah S.A.W bersabda:”Hai sekalian manusia,
laranglah
istri istrimu (termasuk anak anak remaja perempuan
yang mereka
miliki) mengenakan dandanan seraya berjalan
angkuh di
dalam masjid. Sesungguhnya Bani Israil tidak akan
dilaknati sehingga
kaum perempuan mereka dandanan
menyolok(berlebihan)dan
berjalan di dalam masjid. (Di
riwayatkan
Ibnu majah)
Rasulullah
S.A.W bersabda : ”mana saja seorang perempuan
yang
mengenakan wewangian, kemudian keluar rumah lalu
melewati
orang banyak dengan maksud agar mereka mencium
bau
harumnya, maka perempuan itu termasuk golongan
perempuan
yang berzian dan setiap mata yang memandang itu
melakukan
zina (diriwayatkan Ahmad Annasai dan Al HAkim
dari Ibnu
abu Musa Al Asy’ari)
Rasulullah
S.A.W bersabda :”Aku melihat di sorga, ternyata
sebagian
besar isinya (yakni penghuninya ) adalah golongan
orang fakir.
Dan aku melihat neraka ternyata sebagian besar
penghuninya
kulihat dari golongan orang perempuan”.
(Diriwayatkan
oleh Ahmad, Muslim, Turmudzi, dari Anas dan
diriwayat
oleh bukhori dan Turmudzi dari Imran bin Hashin)
Yang
demikian itu di sebabkan karena, mereka sedikit sekali
menaati
Allah, menaati Rasul-NYA dan menaati suaminya.
Sebaliknya
mereka lebih suka memamerkan dandannannya
(tabaruj).
Dalam
pengertiannya yang di sebut “tabaruj” adalah seorang
perempuan
apabila bermaksud keluar rumah mengenakan
pakaian yang
lebih bagus dan berdandan mencolok yang tidak
biasanya
seperti itu. Ia keluar itu dapat mengganggu kaum
lelaki,
Kalaupun ia bisa menyelamatkan diri, tetapi kaum lelaki
tidak akan
selamat dari sikapnya. Karena itu Nabi Muhammad
S.A.W
menngingatkan bahwa, orang perempuan itu segala
aurat.
Rasulullah
S.A.W bersabda :”Orang perempuan itu segala
aurat.
Apabila kelluar rumah maka syetan memperhatikannya
terus untuk
menyesatkannya. Dan yang lebih mendekatkan
seorang
perempuan kepada Allah adalah jika berada di
rumahnya”.
Dalam
Riwayat lain di jelaskan:”Orang perempuan itu segala
aurat, maka
pingitlah mereka, Karena manakala seorang
perempuan
keluar jalan, dan keluarganya berkata:”hendak
kemana
kamu.. ?”. Ia menjawab: ”aku hendak membesuk orang
sakit, atau
aku hendak mengiringi jenazah, maka tidak henti
hentinya
syetan menggodanya hingga ia mengeluarkan
lengannya
(yakni ia mengeluarkan sebagian tubuhya). Tidak
ada perempuan
yang berusaha memperoleh keridhoan Allah
seperti
kalau dirinya tinggal di rumah, menyembah Tuhannya
dan meaati
suaminya’.
Hatim Al
Asham mengatakan, Wanita sholehah itu menjadi
tiangnya
agama dan sebagai pemakmur(yang
meramaikan)rumah
serta membantu suamimelaksanakan
ketaatan
pada Allah. Sebaliknya perempuan yang suka
melanggar
hukum, dapat menghancurkan hati suaminya
dengan
tertawa.
Abdullah bin
‘umar Ra mengatakan:”Tanda tanda perempuan
yang
shalihah adalah, jika mempunyai kecintaan takut pada
Allah dan
bersikap qona’ah (menerima apa adanya)terhadap
apa yang di
berikan Allah. Ia di hiasi sifat pemurah terhadap
perkara yang
di miliki, ibadahnya baik, berbakti pada suami dan
gemar
mempersiapkan diri beramal shalih untuk persiapan mati.
BAB 19 DOSA BESAR BAGI ISTERI
Termasuk
dosa besar bagi seorang isteri adalah bila mana
keluar rumah
tanpa seijin suaminya. Kendati tujuannya untuk
takziyah
kepada orang tuanya yang mati. Tersebut dalam ihya
‘ulumuddin
Imam Al Ghozali di katakan bahwa ada seorang
lelaki
(suami)hendak bepergian. Sebelum berangkat ia meminta
istrinya
agar tidak turun dari tempatnya yang berada di bagian
bangunan
tingkat atas. Sementara Orang tuanya berada di
tingkat
bawah. Orang tuanya sakit. Perempuan itu mengutus
seorang
pembantunya menghadap Rasulullah S.A.W untuk
minta izin
turun sebentar untuk membesuk orang tuanya.
Rasulullah
S.A.W bersabda :”Taatilah suamimu. Jangan kau
turun. .
”Tidak begitu lama, orang tuanya mati. IA mengirim
utusan
menghadap Rasulullah S.A.W untuk memohonkan izin,
agar dirinya
dapat menyaksikan jenazah orang tuanya.
Rasulullah
S.A.W bersabda :”Taatilah suamimu”. Maka orang
tuanyapun di
kuburkan. tidak begitu lama Rasulullah S.A.W
mengutus
seseorang untuk memberi tahu pada perempuan itu
bahwa Allah
telah mengampuni dosa dosa orang tuanya
disebabkan
ketaatan perempuan itu pada suaminya.
FAIDAH Ada
seorang Ibu memberi nasehat pada putrinya, IA
berkata
peliharalah sepuluh tingkah ini, niscaya kamu akan
menjadi
simpanan, Yaitu:
Pertama dan
kedua: Mudah menerima keadaan(qona’ah),
berbakti dan
mentaati suami.
Ketiga dan
keempat, hendaknya kamu menjadikan dirimu
sebagai
perempuan yang selalu didambakan dan dirindukan
lantaran
tatapan mata dan ciumannya. Artinya hendaknya kamu
jangan
sampai dilihat suamimu sebagai perempuan yang di
benci (atau
perempuan yang buruk). hendaknya suamimu tidak
pernah
berkasih mesra dengan dirimu kecuali dalam keadaan
selalu harum
melekat dalam dirimu.
Kelima dan
keenamnya hendaknya kamu selalu menjadi
perhatian
sewaktu suamimu makan dan tidur. Sebab rasa lapar
itu mudah
menimbulkan pemberontakan nafsu dan sulit tidur,
bahkan
mempermudah tumbuhnya kemarahan.
Ketujuh dan
kedelapannya hendaknya kamu pandai pandai
memelihara
harta dan rahasia keluarga suami yang dapat
mempermalukan
dirinya.
Kesembilan
dan kesepuluhnya : Hendaknya kamu jangan
menentang
perintahnya, dan jangan suka menyebarkan rahasia
suami.
Karena kalau kamu menentang perintahnya akan sangat
mudah
menimbulkan/meledakkan kemarahannya. Kalau kamu
menyebarluaskan
rahasianya berarti kamu tidak dapat di
percaya jika
dia sedang tidak ada dirumah.
Ingatlah
baik baik ingatlah. Sekali sekali kamu jangan
menunjukkan
kegembiraan di hadapannya, selagi suamimu
sedang
bersedih. Sebaliknya jangan berwajah cemberut selagi
suamimu
berwajah berbinar binar lagi gembira.
Rasulullah
S.A.W bersabda : ”Sesungguhnya seorang istri
yang keluar
rumah sedangkan suaminya tidak menyukainya
maka seluruh
malaikat melaknatinya, demikian pula semua
barang yang
di lewatinya, selain jin dan manusia. Sehingga
dirinya
kembali dan bertaubat.
‘’PAHALA BAGI PEREMPUAN YANG HAMIL’’
Tersebut
dalam riwayat bahwa NAbi Muhammad S.A.W
bersabda :
”Apakah salah seorang di antara kamu senang, hai
kaum isteri,
kalau kamu sedang mengandung dari hasil
hubungan
dengan suaminya, sementara suaminya merasa
senang.
Sesungguhnya perempuaan yang sedang hamil
memperoleh
pahala seperti pahalanya orang yang sedang
berpuasa
sambil perang di jalan Allah. Apabila mencapai
puncak sakit
mendekati melahirkan semua penduduk langit
tidak ada
yang tahu perkara apa yang disamarkan baginya,
berupa
ketenangan bathinnya. Apabila telah melahirkan, maka
tidak ada
tetesan air susu yang keluar dari susu ibunya dan
tidaklah si
bayi menghisap air susu ibunya kecualipada setiap
tetesan dan
isappan di catat sebagai satu kebaikkan. Jika di
waktu
malamnya ia terjaga maka ia memperoleh pahala,
bagaikan
pahala memerdekakan tujuh puluh budak yag di
merdekakan
di jalan Allah secara ikhlas, (di riwayatkan Hasa
bin sufyan
dan Tabrani, ibnu Asakir dari salamah)
Rasulullah
bersabda : ”INNARRAJUULA IDZAA NADZARA
ILAAM
RA-ATIHII WANADZARAT ILAIHI NADZARALLAAAHU
ILAIHIMAA
NADZARA RAHMATIN FAIDZAA AKHADZA
BIKAFFIHAA
TASAA QATHAT DZUNUUBUHUMAAA MIN
KHILAALIN
ASHAABI’IHIMAA”
“Sesungguhnya
seorang suami apabila memperhatikan
isterinya
dan isterinya balas memerhatikan suaminya, maka
Allah
memperhatikan mereka berdua dengan perhatian penuh
rahmat.
Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya
(diremas
remas) maka berguguranlah dosa dosa suami istri itu
darisela
sela jari jemarinya. (di riwayatkan maisarah bin Ali dari
Ar rafi’i
dari sa’id Al Khudzi Ra)
Diriwayatkan
dari Nabi Muhammad S.A.W bahwa :
”INNARRAJULA
LAYUJAMI’U AHLAHU FAYUKTABU LAHU
BIJIMA’IHI
AJRU WALADI DZKARIN QAATALA FII
SABILILLAAHI
FAQUTILU”.
“Sesungguhnya
seorang suami yang menggauli istrinya, maka
pergaulannya
itu dicatat memperoleh pahala seperti pahalanya
anak lelaki
yang berperang di jalan Allah lalu terbunuh(Al
hadits)
Ketahuilah
bahwa, ada beberapa faktor yang dapat membentuk
seseorang
anak dekat dengan Allah Antara lain:
1. Sejalan
dengan yang di cintai Allah, bahwa putera yang
dihasilkan
itu di maksud untuk menyambung generasi manusia.
2. Mencari
kecintaan dari Rasulullah S.A.W, maksudnya untuk
memperbanyak
(memperbesar) jumalah umatnya Nabi
Muhammad
S.A.W yang ana besar jumlah umat itu
menyebabkan
kebanggaan beliau.
3. Mengharap
kelak memperoleh do’a anak yang sholeh setelah
kematiannya.
4. Mencari
syafa’at dengan kematian anak yang masih berusia
anak anak,
sebelum kematian dirinya sendiri(orang tua).
BAB 20 KEHARAMAN KAUM LELAKI
MEMANDANG WANITA
YANG BUKAN MUHRIMNYA
Dalam fasal
ini dijelaskan tentang diharamkannya kaum lelaki
memandang
kaum wanita yang bukan muhrimnya. Begitu pula
sebaliknya,
yakni keharaman kaum wanita memperhatikan
kaum
lelakiyang bukan muhrimnya.
Tersebut
dalam firman Allah dalam surat Al ahzab, : “WA
IDZAA
SA-ALTUMUU HUNNA MATAA’AN FAS ALUU HUNNA
MIWWARAA I
HIJAABIN DZAALIKUM ATH HARU
LIQULUUBIKUM
WAQULUU BIHINNA”
“Apa bila
kamu meminta sesuatu kepada mereka maka
mintalah
dari belakangtabir. Cara yang demikian itu lebih suci
bagi hatimu
dan bagi hati mereka”.
Dalam surat
An Nuur ayat 30 di jelaskan: “QUL LILMUMINIINA
YAGHUDHDHUU
MIN ABSHAARIHIM
WAYAHFADZUU
FURUUJAHUM DZAALIKAADZKAA LAHUM
INNALLAAHA
KHAIRUMBIMAA YASHNA’UUNA”
“Katakanlah kepada
orang laki-lakiyang beriman :”Hendaklah
mereka
menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya.
Yang demikian itu lebih suci begi mereka”;
SesungguhnyaAllah
maha mengetahui apa yang mereka
perbuat”.
Rasulullah
S.A.W bersabda: ”Pandangan mata itu merupakan
panah
beracun dari panah Iblis. Barang siapa meninggalkannya
karena takut
Allah S.W.T, maka Allah memberinya keimanan
yang mana ia
akan memperoleh kemanisannya didalam hati”.
Nabi Isa as
bersabda:”IYYAAKUM WANNADZARA FA
INNAHAA
TUZRI’U FILQOLBI SYAHWATAN WAKAFAA BIHAA
FITNATAN”
“Takutlah
kamu. peliharalah dirimu dari memperhatikan. Karena
sesungguhnya
memperhatikan itu menumbuhkan syahwat di
dalam hati.
Dan cukuplah syahwat itu menjadi fitnah”.
Sa’ad bin
jubair mengatakan hanyalah fitnah yang menimpa
Nabi Daud As
adalah di sebabkan pandangan beliau. Nabi
Daud
bersabda kepada putera beliau Nabi Sulaiman As, lebih
baik
berjalanlah di belakang macan dan Harimau, janganlah
berjalan di
belakang perempuan.
Mujahid
mengatakan, apabila seorang perempuan mengahadap
ke muka maka
Iblis duduk di bagian kepalanya. Lalu
Iblismemperindah
diri perempuan itu yang di peruntukkan bagi
orang yang
memperhatikannya. Kalau seorang perempuen
bernalik
menghadap kebelakang maka Iblis duduk di pantatnya.
Lalu Iblis
memperindah perempuan itu yang di peruntukkan bagi
orang yang
memperhatikannya.
Seorang
bertanya kepada Nabi Isa As, Apa permulaan yang
menyebabkan
orang berzina?. Beliau bersabda :Yaitu akibat
memperhatikan
perempuan dan memperhatikan dirinya.
Al Fudhail
mengatakan, Iblis berkata bahwa pandangan yang di
lepaskan
pada suatu perkara yang tidak halal itu adalah
merupakan
panahku yang sudah tua dan busurku yang tak
pernah luput
jika aku pergunakan.
Tersebut
dalam sya’ir:
Segala
sesuatu yang baru terjadi
Permulaannya
dari pandangan
Nyala api
yang besar
Permulaannya
dari pelatuk yang kecil
Orang yang
mempermainkan mata
Sangat di
khawatirkan akibatnya
Berapa
banyak pandangan
Yang masuk
dan bekerja dalam hati
Bagaikan
anak panah yang dilepas busur dan tali
Orang yang
memperhatikan
Perkara yang
membahayakan
Akan
menyenangakan orang yang mempunyai kekhawatiran
Tetapi kalau
akhirnya mencelakakan
Itu tidak
membahayakan
Ummu salamah
Ra mengatakan bahwa Ibnu Ummi maktum
meminta izin
kepada Rasulullah S.A.W. Saat itu aku dam
maimunah Ra
duduk bersama, maka Rasulullah bersabda:
”Bertakbirlah
kalian “. Kami menimpali:”Bukankah dia orang
buta yang
tidak dapat memandang kami?”. Rasulullah
bersabda:”Apa
kalian tidak dapat melihatnya juga ?”.
Rasulullah
S.A.W mengingatkan :
”LA’ANALLAAHUNNAADZIRA
WALMANDZUURA ILAIHI”
“Allah
melaknat orang yang dipandang dan orang yang
dipandangi
(membalas pandangan).
Bagi
perempuan yang beriman pada Allah, tidak dibenarkan
memperlihatkan
diri pada setiap orang asing, karena yang tidak
terikat oleh
pernikahan atau muhrim karena nasab atau
sesusuan.
Demikian pula orang lelaki tidak dibenarkan
memperhatikan
kaum wanita, sebaliknya kaum wanita balas
memperhatikan
pandangannya.
Sebagaimana
kaum lelaki menundukkan pandangannya
kepada kaum
wanita, maka menjadi kewajiban pula kaum
wanita
menundukkan pandangan mata terhadap kaum lelaki.
Pendapat itu
sebagaimana di tekankan oleh Ibnu Hajar dalam
kitab AZ
ZAWAJIR.
Tidak pula
diperbolehkan lelaki bermusafahah(bersalaman)
dengan
perempuan yang bukan muhrim. Larangan ini berlaku
juga pada
perbuatan salingmemberikan. Sebab itu perkara
yang di
haramkan memandangnya diharamkan pula
memegangnya.
Mengingat dengan cara memegangnya itu ia
dapat
merasakan kelezatan. Hal ini didasarkan pada dalil
bahwa, kalau
orang berpuasa lalu berpegangan dengan lawan
jenisnya
yang menyebabkan inzal(keluar mani), maka puasanya
batal.
Tetapi kalau keluarnya mani disebabkan oleh pandangan,
puasanya
tidak batal. Demikian menurut penjelasan kitab An
Nihayah.
Diriwayatkan
oleh Thabrani di dalam kitab Al Kabir dari mu’qal
bin Yasar
bahwa, salah seorang di antaramu yang di lukai
kepalanya
oleh jarum, itu lebih baik dari pada memegang
perempuan
yang tidak dihalalkan untuknya.
Rasulullah
S.A.W memperingatkan : ”ITTAQUU
FITNATADDUN-YAA
WAFITNA-TANNISAA FA-INNA AWWALA
FITNATI
BANII ISRA-IILA KAATAT MINQIBA-LINNISAA. ”
“Takutlah
kalian terhadap fitnah dunia dan fitnah kaum wanita.
Sebab
permulaan fitnah yang menimpa bani isra-il itu adalah
kaum
wanita”.
Rasulullah
S.A.W bersabda:”WAMAA TARAKTU BA’DII
FITNATAN
ADHARRU ‘ALARRIJAALI MINANNISAA”. (al
hadits)
“Dan setelah
masaku tidak ada fitnah yang lebih
membahayakan
terhadap kaum lelaki ketimbang fitnah akibat
perempuan”.
BAB 21 LARANGAN BERDUAAN DI TEMPAT
YANG SUNYI
Tersebut
dalam riwayat bahwa Rasulullah S.A.W bersabda :
”Takutlah
kamu dari menyepi (berduaan) dengan perempuan.
Demi Dzat
yang diriku berada dalam kekuasaanNYA, tidaklah
orang lelaki
yang menyepi ber sama dengan orang perempuan
(yakni
berpacaran), kecuali syethan menyusup di antara mereka
berdua.
Sungguh seorang yang berdesak desakkan dengan
babi yang
berlepotan lumpur itu jauh lebih baik dari pada
berdesak
desakkan(bersenggolan)dengan pundak perempuan
yang tidak
halal baginya”.
Rasulullah
S.A.W bersabda:”Orang perempuan itu merupakan
jerat-jeratnya
syethan (yakni perangkapnya), dan kalaulah
bukan karena
syahwat, tentu kaum wanita tidak akan
menguasai
(menundukkan) kaum lelaki”. (al hadits)
Ada pepatah
mengatakan “IDZAA QAAMA DZAKARUR RAJULI
DZAHABA
TSULUUTSA ‘AQLIHI”Apabila kelamin lelaki bangkit
maka
hilanglah sepertiga akalnya”.
KEWAJIBAN PEREMPUAN JIKA KELUAR
Kalaulah
perempuan bermaksud keluar rumah, ia
berkewajiban
menutup seluruh tubuhnya tampa kecuali
termasuk
kedua tangannya dari perhatian orang banyak. Tidak
hanya itu
bahkan hendaknya ia menyamarkan diri dari perhatian
orang yang
mungkin mengenalnya.
Jika
seseorang kawan suaminya berkunjung, sementara
suaminya
tidak ada di rumah, hendaknya dia tidak perlu
bertanya
panjang lebar. Hal itu di maksud untuk memelihara diri
dan
suaminya. Demikian yang diungkapkan Imam Ghazali dan
beberapa
imam lainnya.
Rasulullah
S.A.W bersabda:”Sudah menjadi ketentuan bagi
manusia
bahwa bagian bagian dari tubuhnya melakukan zina,
hal itupasti
did lakukan. Kedua mata zinanya memandang,
Kedua
telinga zinanya mendengar, lisan zinanya berbicara.
Kedua tangan
zinanya memaksa, kedua kaki zinanya berjalan,
dan hati
zinanya menyenangi dan mengharap harap. Semmua
itu di
benarkan oleh kelamin atau di dustakannya”. (riwayat
Muslim dari
Abu Hurairah)
Rasulullah
S.A.W bersabda : ”Perkara apakah yang lebih baik
bagi kaum
wanita?. Fathimah menjawab : ”Hendaknya ia tidak
memandang
kaum lelaki dan lelaki tidak memandanginya.
Kemudian
Rasulullah S.A.W merangkul Fathimah dna beliau
bersabda:”Anak
turun sebagian manusia dari sebagian yang
lain
hendaknya saling menolong. Rasulullah S.A.W, merasa
terharu atas
pendapat puterinya itu”.
‘’PERILAKU KAUM WANITA DEWASA INI’’
Ketahuilah
bahwa sebagian besar wanita dewasa ini telah
kena
penyakit suka memperlilhatkan dandanannya secara
berlebihan
kepada kaum lelaki. Mereka sedikit sekali
mempunyai
rasa malu. Kalau berjalan mereka suka membuat
buat, dengan
melenggak lenggokkan pinggulnya. Kenyataaan
itu sering
mereka perlihatkan di muka golongan kaum lelaki,
baik sewaktu
di pasar atau bahkan ketika berjalan menuju
masjid.
terutama di waktu siang atau malam hari di bawah
cahaya
lampu.
Ada yang
mengatakan bahwa, apabila seorang perempuan
perilakunya
menyimpan tiga perkara ini maka di namakan
Qahbah(semacam
biduan) yang sangat buruk. Pertama, kalau
perempuan
itu keluar rumah diwaktu siang hari dengan
mengenakan
dandanan yang berlebihan untuk di pamerkan
kepada kaum
lelaki secara umum. Kedua, perempuan yang
mempunyai
kebiasaan meperhatikan kaum lelaki lain. Ketiga,
perempuan
yang gemar memperdengarkan suaranya di telinga
orang lain,
sekalipun perempuan itu tergolong bisa menjaga
kehormatannya.
Karena dengan begitu dirinya
mempersamakan
dengan perempuan yang tidak baik.
Tentang
mempersamakan (penyerupaan itu) Rasulullah
S.A.W
memperingatkan : ”MANTASABBAHA BIQAUMIN
FAHUWA
MINHU” “Barang siapa yang membuat penyerupaan
dengan suatu
kaum maka dia termasuk golongan mereka”.
Orang yang
menyerupakan dirinya sebagai golongan orang
shalih
(maksudnya bergaul dengan mereka), niscaya akan ikut
di hormati,
sebagaimana orang yang shalih itu menerima
penghormatan.
Sebaliknya orang yang bergaul dengan orang
orang yang
fasik, niscaya akan menjadi sasaran cercaan. Yang
berarti
tidak akan dihormati oleh orang lain.
Perempuan
hendaknya membersihkan diri dan memperhias
perangainya
dengan sikap pemalu. Jangan sampai seorang
perempuan
berperangai yang menyebabkan dirinya
memperoleh
predikat “Quhbah”.
Maka
alangkah baiknya bagi perempuan yang
mempunyairasa
takut keada Allah dan rasul-NYA, serta bagi
orang orang
yang mempunyai budi pekerti yang tinggi, supaya
mencegah
isterinya(atau anak perempuannya)keluar rumah
dengan
dandanan yang mencolok. larangan keluar rumah itu
memang tidak
mutlak tanpa ada pengecualian dalam suatu
waktu.
Setidaknya Rasulullah S.A.W memberi kelonggaran
kepada kaum
wanita pada hari raya. Di hari raya itu, kaum
wanita yang
dapat menjaga kehormatannya di beri izin keluar
rumah,
setelah mendapat keridhoan suaminya. Tetapi berdiam
diri tinggal
di rumah itu lebih menyelamatkan diri dari godaan.
Hendaknya
seorang perempuan jangan kemana-mana.
Jangan
keluar rumah kecuali ada keperluan yang mendesak.
Kalau keluar
rumah hendaknya menundukkan pandangannya
dari kaum
lelaki. Memang kami tidak mengatakan bahwa wajah
lelaki
menurut haknya adalah aurat, sebagaimana wajah
perempuan
menurut haknya. Tetapi wajah anak lelaki itu seperti
wajah anak
lelaki yang tampan. Orang di haramkan
memperhatikan
wajah anak lelaki yang tampan, jika
dikhawatirkan
timbulnya fitnah. Hanya itu. Kalau tidak
mengkhawatirkan
terjadinya fitnah tidak di haramkan. Sebab,
sejak semula
tidak ada perintah kepada kaum lelaki untuk
menutup
wajah. Sebagaimana perintah yang di tekankan
kepada kaum
wanita supaya menutup wajahnya. Sekiranya
wajah kaum
lelaki itu termasuk auratnya dalam pandangan
kaum
perempuan niscaya mereka di perintah untuk menutup
wajahnya,
atau bahkan dilarang keluar rumah kecuali ada
kebutuhan
yang mendesak.
Bagi kaum
lelaki yang mempunyai tangggung jawab dalam
rumahtangganya,
berkewajiban untuk menjaga orang orang
perempuan yang
berada di bawah kekuasaanya. Terutama
dizaman
sekarang. Jangan sampai memberi kelonggaran
kepada
mereka yang memungkinkan mereka melakukan
pelanggaran.
Hendaknya mereka tidak diberi izin keluar rumah,
kecuali
dimalam hari beserta muhrimnya, atau dengan
perempuan
lainnya yang dapat di percaya. Pembantu saja
belum cukup
di percaya, jika tidak disertai perempuan yang lain
yang lebih
dapat dipercaya. Sebab kelurusan amanat yang di
berikan
kepada pembantu sangat jarang dilaksanakan.
Dalam
sejarah, dimasa jahilliyah ada seeorang perempuan
anak
Taimilah bin tsa’labah bekerja sebagai penjual samin.
Suatu ketika
Khawat bin Jubair Al Anshari datang untuk
membeli
minyak samin. lalu mereka terlibat tawar menawar.
Perempuan
itu membuka tali penutup wadah yang penuh berisi
samin.
Khawwat
berkata:”Pegangi wadah ini, aku hendak melihat lihat
wajah yang
lain”. Lalu Khawaat membuka wadah yang lain.
Setelah
dilihat, Ia berkata :”Pegagi Wadah ini”.
Ketika
perempuan itu sedang terlena dengan wadah wadah
samin yang
di peganginya. tanpa terduga Khawat menubruk
dirinya lalu
berbuat yang tidak senonoh hingga terlampiaskan
keinginannya.
Setelah melakukan perbuatan itu Khawwat lari
dan masuk
Islam. Ia ikut perang badar.
Suatu hari
Rasulullah S.A.W berkata kepadanya :”Hai
khawwat, bagaimana
ceritanya ketika membeli samin”,
Rasulullah
S.A.W tersenyum.
Khawwat
menjawab:”Wahai Rasulullah benar benar Allah telah
melimpahkan
rezki pada saya, Rizki yang baik. Sekarang aku
berlindung
kepada Allah dari kekurangan setelah mengalami
penambahan”.
BAB 22 HIKAYAT
Ada sebuah
keluarga yang sangat terpandang. Suatu hari
keluarga itu
membeli seorang pembantu (budak) yang
berkebangsaan
hindi(Hindia). Keluarga itu terus merawatnya
dan akhirnya
di ambil sebagai anak.
Setelah
dewasa, ia jatuh cinta pada tuan puterinya, yang ketika
itu telah
menjadi ibu angkatnya sendiri. Ia terus menerus
menggoda ibu
angkatnya, dan ibunyapun melayani. Hingga
suatu hari
terjadilah hubungan layaknya hubungan suami istri.
Ketika
pembantu itu sedang asyik di atas dada ibu angkatnya,
Tiba tiba
ayah angkatnya datang. Ia marah. Ia segera
mengambil
pisau, lalu di potongnya kelamin anak angkatnya itu.
Namun pada
akhirnya Ia menyesal. Ia membawanya ketabib
untukdi
obati.
Setelah
sembuh si anak angkat itu tidak di usir. Ia tetap diberi
kesempatan
tinggal di rumah orang tuanya yang telah menjadi
orang tua
angkatnya, tetapi secara diam diam ia ( anak
angkat ) itu
mendendam, Ia menunggu datangnya kesempatan
untuk
melakukan pembalasan.
Keluarga
yang sangat terpandang itu sebenarnya mempunyai
dua anak
yang sangat tampan. Salah satunya masih berusia
anak-anak
sedang yang lainnya mendekati remaja. Suatu hari
kedua anak
itu hilang dibawa pembantunya yang telah di angkat
menjadi
anaknya. Tanpa diketahui keduanya dibawa naik ke
atas loteng.
Disana keduanya diajak bermain-main,
diperlakukan
secara baik hingga tak ada kesan di sandera.
Hingga
manakala orang tuanya telah kebingungan mencari,
tanpa
sengaja ia mendongak keloteng. Disana anak-anak
disandera
anak hindi tadi. Ia berteriak “Celaka benar Kau.
Apakah
engkau menghendaki kematian kedua anakku?”
Bekas
pembantunya menjawab:”Ya benar, Kedua anakmu
mesti akan
mati kalau Kau tidak menuruti perintahku”. ”Apa
kemauanmu?”,
tanya orang yang terpandang itu. ”Aku
menghendaki
supaya kamu memotong kelaminmu sendiri”.
Demi
mendengar permintaan itu, Ia terperanjat bukan kepalang,
katanya,
”Takutlah kepada Allah, takutlah kamu. Bukankah
dirimu telah
kupelihara. Hentikan perbuatan jahatmu itu”. Ia
terus
mengulang -ulang permintaanya. Namun anak hindi itu
tidak ambil
peduli.
Ketika
tuannya akan naik keatas loteng, sianak Hindi itu
menyeret
kedua anaknya dibawa kepinggir loteng. Lelaki yang
malang itu
berteriak, ”Celaka benar kamu !Tunggu sebentar.
tentu aku
akan menuruti tuntutanmu”. Ia pergi sebentar lalu
datang
dengan membawa pisau. tanpa di minta lagi kelaminnya
di potongnya
sendiri di depan mata si anak Hindi. setelah puas
menyaksikan
dendamnya, si anak Hindi itupun mencampakkan
kedua anak
bekas majikannya itu hingga tewas seketika. Apa
katanya.
”Tuntutan memotong kelamin sendiri itu adalah
sebagai
pembalasan atas perbuatanmu tempo hari memotong
kelaminku.
Dan kematian kedua anakmu itu sebagai tambahan
atas
kerugianku”.
Memperhatikan
kisah tersebut, dapat di ambil pelajaran
bahwa,
bilamana pembantu telah memasuki usia baligh
hendaknya
dilarang masuk kamar majikannya. Sebab pada
umumnya
godaan mulai terjadi setelah memasuki usia itu.
Disamping
menjaga keturunan itu termasuk perkara terpenting.
‘’K E C E M B U R U A N’’
Rasulullah
S.A.W bersabda : ”INNII LAGHAAYUURUN
WAMAA
MINIMRI-IN LAA YAGHAARUILLAA MANKUUSUL
QALBI”
Sesungguhnya
aku ini pecemburu. setiap orang yang tidak
mempunyai
rasa pecemburu, maka tidak lain kecuali orang itu
berhati
terbalik” (Al hadits)
Rasulullah
S.A.W bersabda:”Sesungguhnya Allah S.W.T itu
pecemburu,
dan orang mukmin itu hendaknya pecemburu.
Kecemburuan
Allah adalah jika ada orang mukmin yang
melakukan
prbuatan yang diharamkan oleh Allah. (Diriwayatkan
oleh Ahmad,
bukhari, muslim dan turmudzi dari abu hurairah)
Imam Ali Ra
mengatakan, ”Apakah kalian tidak malu. Apa
kalian tidak
cemburu membiarkan perempuan-perempuan(istriistri)
mu keluar
ketengah tengah kaum lelaki. Ia melihatnya dan
mereka
memperhatikan dirinya”.
Sebaliknya
cemburu yang berlebihan juga tidak baik. Imam Ali
Ra mengatakan
hal itu, ”Janganlah kamu berlebihan
mencemburu.
Sebab dengan kecemburuan yang berlebihan itu
sama artinya
menuduh istrimu berbuat buruk”.
Rasulullah
S.A.W bersabda : ”Sesungguhnya di antara
kecemburuan
ada yang di cintai Allah dan ada pula
kecemburuan yang
di benci Allah. Di antara sikap berbangga
diri ada
yang di sukai Allah dan ada pula sikap berbangga diri
yang di
murkai Allah. Adapun kecemburuan yang di sukai Allah
adalah
kecemburuan (Dalam hal keragu-raguan). Kecemburuan
yang di
benci Allah adalah kecemburuan di luar hal itu. Adapun
sikap
berbangga diri yang di sukai Allah adalah keberbanggaan
seseorang
ketika maju kemedan pertempuran di saat terjadinya
bencana.
Sikap keberbanggaan yang dibenci Allah adalah
dalam hal
kebatilan”.
Di Era
globalisasi dewasa ini, kalau ada perempuan keluar
rumah maka
hampir di pastikan menjadi sasaran godaan kaum
lelaki.
Mungkin dengan cara mengedipkan matanya atau
disentuh.
Ada pula yang sekedar di pegang dan ada pula yang
disindir
dengan kata kata yang jorok yang tidak mengenakan
telinganya.
Yang
terakhir itu tentu saja khusus bagi orang baik-baik dan
orang
sholehah serta selalu menjaga kehormatannya. Ibnu
Hajar
mengatakan, jika seorang perempuan (istri)bermaksud
hendak
keluar untuk menjenguk orang tua, misalnya,
sebenarnya
tidak dilarang. Tetapi terlebih dulu harus
memperoleh
izin dari suaminya. yang perlu diperhatikan pula,
hendaknyaketika
keluar jangan memamerkan perhiasan dan
dandanannya.
Sebaiknya bahkan dirinya dianjurkan agar
berdandan
sebagaimana seorang pelayan yang kotor tubuhnya.
Pakaian yang
dikenakannya tidak perlu bagus, melainkan
pakaian yang
sederhana. Pandangan hendaknya dijaga, di
tundukkan
sepanjang jalan. Tidak perlu tengok kanan dan kiri.
Kalau tidak
begitu justru akan membuka kesempatan untuk
melakukan
kemaksiatan kepada Allah, Rasul-NYA dan
kemaksiatan
kepada suaminya.
BAB 23 KISAH
Dikisahkan
ada seorang perempuan yang gemar
memamerkan
dandanannya di depan kaum lelaki. Ia mati.
Hingga suatu
malam di antara saudaranya ada yang bermimpi
melihat
dirinya di hadirkan kehadapan Allah dengan
mengenakan
busana yang sangat tipis. Saat itu angin bertiup
menerpa
busananya, tersingkaplah busananya. Allah berpaling
tidak sudi
memperhatikannya. Allah berfirman:”Seret dia ke
NERAKA
………………!!! Sesungguhnya perempuan itu
termasuk
orang yang suka memamerkan dandanannya sewaktu
di dunia.
Ketika suami
rabi’ah Adawiyah mati, beberapa waktu
kemudian
Hasan Al Basri dan kawan kawannya datang
menghadap
Rabi’ah. Mereka meminta izin di perkenankan
masuk,
mereka di perkenankan masuk. Rabi’ah segera
mengenakan
cadarnya, dan mengambil tempat duduk di balik
tabir.
Hasan
AlBasri mewakili kawan kawannya mengutarakan
maksud
kedatangannya. Ia berkata : ”Suamimu telah tiada,
sekarang Kau
sendirian. Kalau kmu menghendaki silahkan
memilih salah
seorang dari kami. Mereka ini orang orang yang
ahli zuhud”.
Jawab
Rabi’ah Adawiyah:”ya, aku suka saja mendapat
kemuliyaan
ini. Namun aku hendak menguji kalian, siapa yang
paling
‘alim(pandai) diantara kalian itulah yang menjadi
suamiku”.
Hasan Al
Basri dan kawan kawannya menyanggupi.
Kemudian
Rabi’ah Adawiyah bertanya: ”Jawablah empat
pertanyaanku
ini kalau bisa aku siap di peristri oleh kamu”.
Hasan Al
Basri berkata :”Silahkan bertanya, kalau Allah
memberi
pertolongan aku mampu menjawab tentu aku jawab”.
“Bagaimana
pendapatmu kalau aku mati kelak, kematianku
dalam muslim
(husnul khatimah) atau dalam keadaan kafir(suul
khatimah)”.
kata Rabi’ah bertanya.
Jawab Hasan
Al basri : ”Yang kau tanyakan itu hal yang ghaib,
mana aku
tahu. . ”.
“Bagaimana
pendapatmu, kalau nanti aku sudah di masukkan
kedalam
kubur dan mungkar-nakir bertanya kepadaku, apakah
aku sanggup
menjawab atau tidak. . ”
“Itu
persoalan ghaib lagi”. Jawab Hasan Al Basri.
“Kalau
seluruh manusia di giring di MAUQIF (padang mahsyar)
pada hari
kiamat kelak, dan buku buku catatan amal yang
dilakukan
oleh malaikat HAFAZHAH beterbangan dari tempat
penyimpanannya
di bawah ‘arsy. Kemudian buku buku catatan
itu di
berikan kepada pemiliknya. Sebagian ada yang melalui
tangan kanan
saat menerima dan sebagian lagi ada yang lewat
tangan kiri
dalam menerimanya. Apakah aku termasuk orang
yang
menerimanya dengan tangan kanan atau tangan kiri. . ?,
tanya
Rabi’ah.
“Lagi lagi
yang kau tanyakan hal yang ghaib”, jawab Hasan Al
Basri.
Tanya
Rabi’ah sekali lagi:”Manakala pada hari kiamat
terdengar
pengumuman bahwa, sebagian manusia masuk
surga dan
sebagian yang lain masuk neraka, apakah aku
termasuk
ahli syurga atau ahli neraka. . ?”.
“Pertanyaanmu yang ini juga termasuk persoalan
yang ghaib”,
jawab Hasan
Al basri.
Rabi’ah
berkata :”Bagaimana orang yang mempunyai
perhatian
kuat terhadap empat persoalan itu masih sempat
mamikirkan
nikah. . ?”.
Coba
perhatikanlah kisah dialog tersebut. Betapa besar
perasaan
takut Rabi’ah Adawiyah terhadap persoalan itu.
Kendati ia
seorang sholehah. namun masih diikuti perasaan
takut yang
luar biasa jika akhir hayatnya tidak baik.
Diceritakan
bahwa, Rabi’ah Adawiyah itu mempunyai tingkah
laku yang
berubah ubah. Suatu ketika perasaan cintanya
kepada Allah
begitu berat, hingga ia tidak sempat lagi berbuat
apa-apa.
Diwaktu lain ia kelihatan tenang nampak seperti tidak
ada masalah,
dan lain waktu ia kelihatan sangat takut dan
cemas.
Suaminya
menceritakan, suatu hari aku duduk sambil
menikmati
makanan. Sementara ia duduk di sampingku dalam
keadaan
termenung lantaran di hantui peristiwa kiamat.
Aku berkata
:”Biarkan aku sendirian menikmati makanan ini”.
Ia menjawab
aku dan dirimu itu bukanlah termasuk orang yang
dibuat susah
dalam menyantap makanan, lantaran mengingat
akherat”.
Lebih lanjut Ia berkata:”Demi Allah, sesungguhnya
bukanlah aku
mencintaimu seperti kecintaannya orang yang
bersuami
istri pada
umumnya. hanyalah kecintaanku padamu
sebagaimana
kecintaan orang yang bersahabat”.
Kalau
Rabi’ah Adawiyah memasak makanan, Ia
berkata:”Majikanku,
makanlah masakan itu. Karena tidak patut
bagi badanku
kecuali membaca tasbih saja”. (yang di maksud
majikan
adalah suami dari Rabi’ah Adawiyah sendiri).
Hingga suatu
hari Rabi’ah berkata pada suaminya:”Tinggalkan
diriku,
silahkan kamu menikah lagi”. Hal itu dikatakan ketika
suaminya
masih hidup. Maka Aku (suaminya)pun menikah lagi
dengan tiga
orang perempuan. Saat itu Rabi’ah masih setia
melayani
keperluan suaminya, termasuk memasakkan
makanan.
Suatu hari Rabi’ah Adawiyah memasakkan daging
untuk
suaminya, Ia berkata:”Tinggalkanlah diriku dengan
membawa
kekuatan yang baru menujuistri-istrimu yang lain”.
Dikisahkan
bahwa Rabi’ah Adawiyah juga mempunyai
sahabat
sahabat yang lain dari bangsa jin, yang sanggup
mendatangkan
apa saja yang di kehendakinya. Wali perempuan
ini dalam
kehidupannya dikenal pula mempunyai berbagai
kekeramatan
hingga wafatnya. Di antara kekeramatannya
adalah bahwa
pada suatu malam ada pencuri masuk menjarahi
isi
rumahnya. Ia sendiri masih terlelap tidur. Ketika pencuri itu
hendak
keluar dengan menjinjing barang-barang yang telah di
kemasi,
mendadak pintu rumahnya hilang semua. Pencuri itu
lalu duduk
disamping pintu yang di pandang semula belum
lenyap. Tiba
tiba saat itu terdengar suara halus
menyapanya:”Letaakkan
barang -barang yanga kau kemasi.
Keluarlah
dari pintu ini”.
Ia pun
segera meletakkan barang-barang yang telah dikemasi.
Mendadak
pintu itu kelihatan lagi. Begitu ia melihat pintu maka
ia segera
menyambar lagi barang-barang hasil curian tadi. Tiba-
tiba pintu
itu hilang lagi seketika ia letakkan lagi barang hasil
jarahannya.
Pintu kelihatan lagi. Ia mengambil kembali barang
haasil
jarahannya. Pintu hilang lagi. Dan begitu seterusnya.
Tiba-tiba
terdengar lagi suara lembut menyapa :”Kalau Rabi’ah
adawiyah
tertidur, Tetapi Allah tidak tertidur dan tidak pula
terserang
rasa kantuk”, maka ia pun sadar. barang barang yang
di kemasinya
pun Ia tinggalkan, lalu ia pun keluar melalui pintu
tadi.
BAB 24 TANDA-TANDA ISTRI YANG
SHALEHAH
Diantara
tanda-tanda istri yang shalehah adalah, bilamana ia
melakukan
kesalahan terhadap suaminya, ia menyesal sekali
dan segera
meminta maaf dan memohon keridhoannya.
Kesalahan
itu ia sesali dan ia tangisi sepanjang hari, karena
takut
mendapat siksa dari Allah.
Tanda-tanda
yang lain adalah misalnya, ia melihat suaminya
sedang
diliputi perasaan duka dan sedih, Maka ia menghibur,
”Kalau yang
kamu sedihkan berhubungan dengan urusan
akherat,
sesungguhnya hal itu sangat menguntungkan bagimu,
tetapi jika
yang kau sedihkan berhubungan dengan urusan
dunia, sama
sekali aku tidak membebanimu dengan perkara
yang berat.
K I S A H
Dikisahkan
bahwa Rabi’ah binti Isma’il Asy Syamsiah,
Seorang
istri Ahmad bin Abu Al huwari, suatu hari memasak
makanan yang
enak. Masakan itu di beri campuran aroma yang
harum. Suami
Rabi’ah juga mempunyai istri yang lain. Setelah
masak dan
menyantap makanan itu, Rabi’ah berkata pada
suaminya:”pergilah
kamu keistri yang lain dengan tenaga yang
baru”.
Rabi’ah yang
satu ini memang mirip dengan rabi’ah Adawiyah
yang
berdomisili di bashrah. Rabi’ah Asy Syamsiah ini setelah
menunaikan
shalat ‘isya ia berdandan lengkap dengan
busananya.
Setelah itu baru mendekati tempat tidur suaminya.
Ia tawarkan
pada suaminya, ”Apakah malam ini kamu
membutuhkan
kehadiranku atau tidak”. Jika suaminya sedang
berhasrat untuk
menggaulinya, maka ia melayaninya hingga
puas. kalau
malam itu suaminya sedang tidak berminat
menggaulinya,
maka ia menukar pakaian yang ia kenakan tadi
dan berganti
dengan pakaian lain yang di gunakan untuk
beribadah.
malam itu ia tenggelam di tempat shalatnya hingga
subuh.
Rabi’ah
binti Isma’il Asy Syamsiah bersuamikan Ahmad bin
Abu huwar
itu memang dikehendaki Rabi’ah sendiri. Ia pula
yang
pertama-tama melamar syeikh Ahmad supaya berkenan
memperistri
dirinya.
Ceritanya
demikian, Rabi’ah binti Ismail itu semula mempunyai
suami yang
kaya. Setelah kematiannyaIa memperoleh harta
waris yang
sangat besar. Ia kesulitan menafkahkan harta itu,
Mengingat ia
seorang perempuan yang terbata gerakannya.
maka ia
bermaksud melamar syeikh Ahmad, dengan tujuan
agar dapat
menasarufkan (menghibahkan) hartanya demi
kepentingan
islam dan di berikan kepada orang orang yang
membutuhkan.
yang deemikian itu karena Rabi’ah binti Ismail
memandang
syeikh Ahmad sebagai orang yang dapat
menjalankan
amanat, sedang Rabi’ah sendiri seorang yang adil.
Ketika
mendapat lamaran dari Rabi’ah syeikh Ahmad berkat
:”Demi
Allah, sesungguhnya aku tidak berminat lagi untuk
menikah.
Sebab aku ingin berkonsentrasi untuk beribadah”.
Rabi’ah
menjawab :”Syeikh Ahmad, sesungguhnnya
kosentrasiku
dalam beribadah adalah lebih tinggi dari pada
kamu. Aku
sendiri sudah memutuskan untuk tidak menikah lagi.
tetapi
tujuanku menikah kali ini tidak lain adalah agar dapat
menasarufkan
harta kekayaan yang kumiliki kepada saudarasaudara
yang muslim,
Dan untuk kepentingan islam sendiri.
Akupun
mengerti bahwa engkau itu orang yang shalih, tapi
justru
dengan begitu aku akan memperoleh keridhoan dari Allah
S.W.T”.
Syeikh Ahmad
berkata :”Baiklah, tapi aku minta waktu, Aku
hendak
meminta izin dari Guruku”. Lalu syeikh Ahmad
mengahadap
gurunya, yakni Syeikh Abu Sulaiman AD Darani.
Sebab
gurunya itu dulu pernah melarang dirinya untuk menikah
lagi.
Katanya:”Setiap orang yang menikah, sedikit atau banyak
pasti akan
terjadi perobahan atas dirinya”.
Tetappi
setelah Abu Sulaiman mendapat penjelasan dari
muridnya
mengenai rencana Rabi’ah, ia berkata:”kalau begitu
Nikahilah
Ia. Karena perempuan itu seorang wali”.
Kisah kisah
yang serupa seperti kisah Rabi’ah Adawiyah itu
sesunggguhnya
cukup banyak. lazimnya terjadi pada masa lalu,
tetapi untuk
masa sekarang, hampir tidak pernah di jumpai,
adanya
seorang wanita yang bertingkah baik seperti mereka.
K I S A H
Di kisahkan
ada seorang pandai besi yang mempunyai
keajaiban
luar biasa. kalau ia memanggang besi didalam bara
api
tangannya tidak kepanasan sekalipun saat mengambilnya
menggunakan
tangannya secara telanjang. Ketika itu ada
seorang yang
tergerak hatinya bermaksud menyaksikan
keajaiban
itu. Apakah benar ataukah sekedar berita bohong.
Hingga suatu
hari orang tersebut datang kerumah si pandai
besi. Ia
bertanya tentang berita itu. Setelah melihat sendiri Ia
memandangi
dengan penuh kekaguman.
Setelah
pandai besi itu menyelesaikan pekerjaannya, lelaki tadi
memberi
salam. pandai besi menjawab. Lalu kata lelaki
tadi:”Malam
ini aku menjadi tamumu, kamu tidak keberatan
bukan?’
Sipandai
besi menjawab:”Dengan suka hati aku menerima
kehadiranmu”.
Lelaki tadi diajak masuk kerumah. hingga
setelah
makan malam tiba ia disuguhi makan malam. Selesai
makan hingga
menjelang tidur lelaki itu tidak menjumpai suatu
kelebihan di
lakukan si pandai besi. Ibadah fardunya hanya
seperti itu.
Ia tidur malah hingga subuh. Dalam hati ia berkata:
”Barangkali
malam ini ia sengaja merahasiakan ibadahnya”.
Lelaki tadi
meminta izin agar di perbolehkan bermalam untuk
yang kedua
kalinya. Ia mencoba memperhatikan amaliyahnya.
Ternyata
tidak ada kelebihannya dalam menjalankan kewajiban
dan
kesunahan beribadah.
Akhirnya
lelaki itu berkata : ”Sudah seringkali aku mendengar,
betapa besar
Allah memuliakan dirimu. Kebetulan aku sendiri
juga
menyaksikan kekeramatanmu itu. Tetapi setelah aku
perhatikan
secara lahiriyah ternyata tidak ada kelebihan yang
aku jumpai
dalam ibadah fardu atau sunnahmu. Kalau begitu
dari manakah
tingkatan itu kamu peroleh?”.
Sipandai
besi itu menjawab :”Saudaraku, sesungguhnya
akukisah
yang sangat menarik. ceritanya begini, Aku
bertetangga
dengan seorang perempuan yang sangat cantik
sekali. Aku
cinta sekali padanya. Setiap saat aku menggoda
dan
merayunya supaya mau memenuhi keinginanku. Namun
sejauh itu
aku tidak dapat menundukkan dirinya. Rupanya Ia
perempuan
ahli wara’ yang sangat bagus segalanya.
Bulan demi
bulan terus bergulir, hingga tibalah masa paceklik,
makanan
sulit diperoleh. Kelaparan merata dimana-mana.
Suatu hari
ketika aku sedang menikmati udara dirumah, tibatiba
pintu
rumahku diketuk oleh seseorang. Aku keluar utuk
melihat
siapa yang datang. ternyata perempuan yang cantik itu
yang datang.
Ia berdiri didepan pintu, katanya:”Tuan aku ini
sedang
kelaparan, Apa ada makanan yang bisa tuan berikan
kepadaku?”Jawabku:”Apa
kau tidak merasa bahwa aku sangat
mencintaimu?.
Aku tidak akan memberi makanan kecuali kau
bersedia
menyerahkan dirimu padaku”.
Sesungguhnya
aku takut menghadapi bahaya dalam kematian.
Aku telah
berjanji untuk tidak berma’syiat kepada Allah”. Lalu Ia
kembali.
Dua hari
kemudian Ia datang lagi. Ia meminta makanan
seperti yang
dikatakan tempo hari. Aku juga memberi jawaban
seperti
jawabanku yang kemarin. Saat itu tubuhnya kelihatan
sangat kusut
dan rusak. Ia masuk dan duduk didalam rumah.
Aku
menyodorkan makanan didepannya. Tiba-tiba airmata
perempuan
cantik itu terus mengalir deras seraya
berkata:”Apakah
makanan ini Kau berikan semata hanya
karena
Allah?”
Aku
menjawab:”Aku berikanmakanan itu agar kau bersedia
menyerahkan
dirimu kepadaku”. Ia bangkit dan meninggalkan
makanan itu
tanpa menjamahnya sedikitpun. Ia terus
melangkah
keluar rumah menuju rumahnya sendiri, yang
berada tak
jauh dari rumahku.
Dua hari
kemudian ia datang lagi. Ia mengetuk pintu sambil
berdiri
didepan pintu, Kulihat tubuhnya kian kurus kering.
Suaranya
terbata-bata. Punggunbgnya membungkuk karena
menahan
lapar.
Ia berkata
:”Tuan aku telah merasa kesulitan, untuk mencari
makanan, dan
aku tak sanggup lagi untuk berjalan jauh untuk
mencari
makanan kecuali kepada tuan. Apakah tuan punya
makanan yang
bisa diberikan kepadaku ikhlas karena Allah?”
Ya tentu ada
kalau kamu bersedia menyerahkan dirimu
kepadaku”.
Ia kemudian menundukkan wajah beberapa saat, ia
masuk dan
duduk didalam. Saat itu aku benar benar tidak
mempunyai
makanan yang dapat kuberikan untuknya. Maka
aku segera
menghidupkan api untuk memasak makanan
untuknya.
Setelah
masak dan makanan kuletakkan didepannya tiba-tiba
aku tersadar
memperoleh petunjuk Allah. Dalam hati aku
berkata:”Hai
rusak amat diriku ini, sesungguhnya perempuan ini
termasuk
orang yang di beri akal sedikit dan begitu pula
ketaatannya
pada agamanya. Ia tidak mampu mencari mana
dan sudah
berulang kali merasakan betapa pedihnya kelaparan.
Tetapi kamu
tidak mau menahan kemaksiatan, padahal ia dapat
mencegah
kemaksiatan tanpa mau menyentuh makanan, jika
diberikan
dengan syarat”.
Kemudian aku
berdoa kepada Allah : ”Wahai Allah
sesungguhnya
aku sekarang bertaubat kepada-MU atas segala
perbuatanku.
Aku berjanji tidak akanmendekati lagi kepada
perempuan
itu untuk bermaksiat”.
Aku dekati
dia yang masih terpaku didepan makanan. Aku
berkata:Sekarang
makanlah, Kamu tidak perlu khawatir bahwa
aku akan
meminta persyaratanitu. Kuberikan itu hanya karena
Allah”.
Begitu
mendengar ucapanku itu, ia mengangkat wajahnya
kelangit
seraya berucap:”Wahai Allah, jika ucapannya itu benar,
hindarkanlah
dirinya dari api dunia dan api akhirat”. Lalu
perempuan
cantik itu ku biarkan menyantap makanan. Aku
sendiri
berkemas dari hadapannya untuk memadamkan api.
Tanpa sengaja
sebuah bara api jatuh mengenai kakiku.
Ternyata
tidak melepuh. Aku kembali lagi menjumpainya
dengan penuh
kegembiraan. Aku berkata:”Bergembiralah kamu,
sesungguhnya
Allah telah mengabulkan doamu”.
Lalu Ia
buang sesuap makanan yang masih ada di tangannya.
Ia bersujud
syukur seraya berucap : ”Wahai Allah
sesungguhnya
Engkau telah memperlihatkan kepadaku apa
yang
kuhendaki terhadap lelaki ini. Maka cabutlah ruhku
sekarang
juga”. Selesai berucap begitu, perempuan cantik itu
mati dalam
keadaan masih bersujud. Demikianlah ceritaku,
saudara”.
Wallaahu a’lam
BAB 25 K I S A H
Ada
seseorang perempuan keluar rumah dengan tujuan untuk
memperoleh
pelajaran islam dari Nabi S.A.W bersama para
sahabat
lain. Di pertengahan ada seorang lelaki yang masih
muda melihatnya,
Ia bertanya:”Hai perempuan yang mulia,
hendak
kemana kamu?”. Ia menjawab:”Aku hendak menghadap
Rasulullah
S.A.W untuk mendapatkan pengajaran dari beliau”.
Balas pemuda
:”Apakah dirimu cinta benar terhadap nabi
S.A.W?”. Ia
menjawab:”Ya, Aku sangat mencintainya”. ”Kalau
kamu
benar-benar cinta kepada Rasulullah aku minta supaya
engkau
membuka cadarmu, agar aku bisa melihat wajahmu”.
Manakala
anak muda itu bersumpah-sumpah demi kecintaan
perempuan
itu kepada Rasulullah S.A.W, maka perempuan itu
tadi membuka
cadarnya, Anak muda itu dapat melihat dengan
jelas
wajahnya.
Setelah
kembali dari pelajaran agama, perempuan itu tadi
memberi tahu
pada suaminya tentang peristiwa yang di
alaminya
bersama seorang pemuda, ketika suaminya
mendengar
penuturan cerita istrinya maka hatinya bimbang:”Hal
itu perlu di
uji kebenarannya. Agar aku puas dan jelas
persoalannya”.
Lalu suami
perempuan itu membuat perapian yang sangat
besar
dimasukkan kedalam tungku. Tungku itu biasanya di
gunakan
untuk memasak roti, yang menyerupai sebuah
kentongan.
Suami perempuan itu menunggu beberapa saat
agar api
membesar.
Ketika
jilatan api telah membesar maka suaminya
berkata:”Demi
Kebenaran Rasulullah S.A.W, masuklah kamu
kedalam
tungku itu!”.
Begitu
istrinya mendengar suaminya bersumpahyang meminta
dirinya agar
masuk kedalam tungku yang membara, tanpa ragu
ia masuk
kedalamnya. Ia tidak memperdulikan lagi nyawanya
demi
kecintaannya kepada Rasulullah S.A.W.
Manakala
suami perempuan itu melihat isterinya benar benar
masuk
kedalam tungku dan lenyap di selimuti jilatan api,
timbullah
penyesalan di dalam hatinya. ia menyadari behwa apa
yang di
katakan itu benar, maka suami perempuan itu tadi
menghadap
Rasulullah S.A.W. Ia menceritakan kejadian yang
berlangsung.
Nabi S.A.W bersabda:”kembalilah. Bongkarlah
tungku itu”.
Ia segera kembali dan membongkar tungku itu yang
masih padas,
ternyata di balik tungku itu ia menemukan istriny a
dalamkeadaan
selamat tanpa kurang suatu apapun. Hanya
sekujur
tubuhnya basah oleh keringatnya sendiri, bagaikan
orang yang
sedang mandi air panas.
Wahai Allah,
Jadikanlah kebaikan kepada kami, keluarga
kami, anak
cucu kami dan segenap kaum muslimin. Segala puji
bagi-Mu ya
Allah, Tuhan semesta Alam. Segala puji bagi Allah,
Dzat yang
telah menyempurnakan berbagai kebaikkan dengan
nikmat-Nya,
dan dengan anugerah-Nya kita berbahagia
memperoleh
syorga.
Shalawat dan
salam selalu terlimpahkan kepada junjungan Kita
Nabi
Muhammad S.A.W, dan semoga terlimpahkan pula
kapada
keluarga, sahabat, dan istri-istrinya selama masih ada
langit dan
bumi.
Segala puji
bagi Allah sendiri-Nya. Tidak ada daya dan
kekuatan
selain dengan daya dan kekuatan Allah Yang Maha
Tinggi lagi
Besar. Cukuplah Allah menjadi penolong kita dan
memberi kenikmatan
kepada kita……. . Amiin
PENGANTAR PERKAWINAN
Tema
pernikahan atau membentuk rumah tangga islami
adalah
masalah yang selalu hangat dibicarakan dan bahkan
harus
dibicarakan! Tentunya jangan hanya dibicarakan dan
difikirkan
tapi di laksanakan .... InsyaAllah.
Dalam Islam
pernikahan itu mempunyai nilai yang sangat suci,
agung dan
sakral. Ijab kabul sebagai transaksi pernikahan
merupakan
ucapan yang ringan dilafalkan tapi berat sekali
tanggung
jawabnya. Allah sendiri menyebut ijab kabul itu
sebagai
ikatan yang kuat/kokoh (Mitsaqon Gholizho).
وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُۥ وَقَدْ أَفْضَىٰ بَعْضُكُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ
وَأَخَذْنَ مِنكُم مِّيثَٰقًا غَلِيظًا ﴿٢١
An-Nisa'[4]:21
Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal
kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami-istri). Dan mereka
(istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari
kamu.
Dalam AlQur
an Allah hanya dua kali menggunakan istilah
perjanjian
yang kuat ini, pertama untuk pernikahan dan kedua
untuk
perjanjian dengan bani Israil (di masa Nabi Musa As):
وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ ٱلطُّورَ بِمِيثَٰقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ
ٱدْخُلُوا۟ ٱلْبَابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوا۟ فِى ٱلسَّبْتِ
وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَٰقًا غَلِيظًا ﴿١٥٤﴾
An-Nisa'[4]:154
Dan Kami angkat gunung (Sinai)/ thursina] di atas mereka
untuk (menguatkan) perjanjian mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka,
"Masukilah pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu sambil bersujud," dan
Kami perintahkan (pula) kepada mereka, "Janganlah kamu melanggar peraturan
mengenai hari Sabat." Dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang
kukuh.
Setelah
Ijab Kabul terucapkan, maka konsekwensinya:
1. Halal lah
apa yang tadinya haram. Jangankan berpegangpegangan,
saling
pandang-pandangan saja sebelum menikah
antara 2
jenis kelamin dilarang oleh Islam. Tapi setelah ijab
kabul, maka
lenyaplah tabir tsb.
نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوا۟ حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ
وَقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُمْ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُم
مُّلَٰقُوهُ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ﴿٢٢٣
Al-Baqarah[2]:223
Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah
ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang
baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak)
akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.
2. Terjadilah
pemindahan tanggung jawab seorang wanita dari
orang
tua/wali ke suaminya. Sebelum menikah segala tanggung
jawab
seorang anak terletak di pundak Ayahnya, setelah
menikah maka
kewajiban tsb berpindah ke suami.
Suami harus
memenuhi segala kebutuhan lahir bathin istri.
Suami yang
akan di minta pertanggung jawabannya di akhirat
kelak
bagaimana ia mendidik istri dan anak-anaknya. Seperti
Hadist yang
diriwayatkan oleh Hakim: Manusia yang paling
besar
tanggung jawabnya kepada wanita ialah suaminya.
3. Keihlasan
seorang wanita dipimpin oleh suami dan taat pada
suami.
رِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ
بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ
قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ
نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ
فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ
عَلِيًّا كَبِيرًا ﴿٣٤﴾
An-Nisa'[4]:34
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri),
karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari
hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada
Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga
(mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu
beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah
ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka
janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah
Mahatinggi, Mahabesar.
Dari Abu
Hurairah ra, dari Nabi S.A.W beliau bersabda,
seandainya
aku boleh menyuruh orang untuk bersujud kepada
seseorang,
niscaya aku menyuruh seorang istri bersujud
kepada
suaminya. (HR Turmudzi). Dari Ummu Salamah ra.
Berkata,
Roaulullah bersabda: setiap istri yang meninggal dunia
sedangkan
suaminya meredhoinya, niscaya ia masuk surga
(HR
Turmudzi)
Pernikahan
dalam rangka membentuk rumah tangga yang
islami
merupakan basis penting dalam perjalanan
pembangunan
ummat. Rumah tanga merupakan organisasi
terkecil
yang bisa menjadi gambaran mikrokondisi sebuah
masyarakat.Ia
juga merupakan pijakan kedua setelah
pembinaan
individu muslim, dan wadah praktis untuk
pengamalan-pengalaman
syariat Islam secara berkelompok dan
terorganisasi.
Fungsi-fungsi dalam rumah tangga yang teratur
dan
terstruktur rapi disertai semangat amanah dan tanggung
jawab
masing-masing anggotanya akan menciptakan kondisi
yang tentram
dan di ridhai Allah S.W.T. Jika suami sebagai
qawwam
(pemimpin) dan istri sebagai ribatul bait (pengatur )
rumah tangga
menyadari amanat tsb akan dipertanggung
jawabkan di
akhirat, maka kecermelangan rumah tangga yang
samara
(sakinah, mawaddah, rahmah) menjadi niscaya
adanya..
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا
لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِى
ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ ﴿٢١﴾
Ar-Rum[30]:21
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Mawaddah
dalam ayat
diatas lebih berkonotasi ke fisik, tidak
hanya masalah
kecantikan istri, ketampanan suami, kemolekan
tubuh, tapi
juga menyangkut tingkat sosial, ekonomi, pendidikan
dan
peradaban. Karena Islam juga memandang faktor kesekufu-
an (selevel)
merupakan salah satu faktor kebahagiaan
rumah
tangga.
Semakin jauh
perbedaan latar belakang kesekufuan ini akan
sering
terjadi culture schok yang dapat menimbulkan
perselisihan/percekcokan.
Tapi bukan berarti Islam melarang
pernikahan
antar si kaya dengan si miskin. Dalam sejarah
sahabat, hal
ini terjadi pada kasus pernikahan sahabiyah
Zainab
dengan Zaid yang Allah abadikan ;
SEBAGAIMANA
FIRMANNYA ;
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِىٓ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ
عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَٱتَّقِ ٱللَّهَ وَتُخْفِى فِى نَفْسِكَ مَا
ٱللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى ٱلنَّاسَ وَٱللَّهُ أَحَقُّ أَن تَخْشَىٰهُ فَلَمَّا
قَضَىٰ زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَٰكَهَا لِكَىْ لَا يَكُونَ عَلَى
ٱلْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِىٓ أَزْوَٰجِ أَدْعِيَآئِهِمْ إِذَا قَضَوْا۟ مِنْهُنَّ
وَطَرًا وَكَانَ أَمْرُ ٱللَّهِ مَفْعُولًا ﴿٣٧﴾
Al-'Ahzab[33]:37
Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berkata kepada
orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dan engkau (juga) telah memberi
nikmat kepadanya, "Pertahankanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada
Allah," sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan
dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih
berhak engkau takuti. Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap
istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak
ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat
mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap
istrinya. Dan ketetapan Allah itu pasti terjadi.
Sedangkan
Rahmah pada
surat Ar Rum 21 diatas, adalah ;
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا
لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِى
ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ ﴿٢١﴾
Ar-Rum[30]:21
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
faktor kasih
sayang yang bersifat batiniyah, menyangkut
kepahaman
terhadap Dien (agama), keimanan, akhlak, selera
dan ideologi.
Dan faktor-faktor ini sangat penting.
Pilihlah
yang utama berdasarkan Diennya. Seperti hadist yang
telah Kita
sering dengar:
Wanita
itu dinikahi karena 4 perkara:
karena
hartanya, keturunannya, kecantikannya dan Dien nya.
Maka
dapatkan lah wanita yang memiliki Dien (H.R Bukhari).
Bagaimana
kita "menilai" calon pasangan agar bisa diketahui
apakah pas
secara mawaddah dan cocok secara rahmah? ....
ini yang
penting yak ... :)
Saat ini
masih banyak muslim melakukan taaruf (perkenalan)
dalam rangka
penilaian calon pasangannya itu dengan cara
budaya yang
non-Islami:
BERPACARAN.
Mungkin dengan pacaran akan diperoleh datadata
yang
diperlukan, tapi karena ini bukan dari Islam, maka
harus
dihindari, dan biasanya dalam masa berpacaran tsb, yang
ditampilkan
oleh masing-masing adalah sifat ya ng baik-baiknya
saja. Banyak
kejadian (apalagi di Jerman) dua orang yang telah
bertahun-tahun
berpacaran, tapi setelah menikah beberapa
saat
kemudian bercerai dengan alasan tidak cocok.. Jadi
bagaimana
yang islami? ...... hmmmmm ..... ;)
Allah telah
memberikan solusinya, dalam surat ;
وَأَنكِحُوا۟ ٱلْأَيَٰمَىٰ مِنكُمْ وَٱلصَّٰلِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ
وَإِمَآئِكُمْ إِن يَكُونُوا۟ فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ
وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ﴿٣٢﴾
An-Nur[24]:32
Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di
antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi
kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya),
Maha Mengetahui.
Ayat ini
dikhususkan oleh orang-orang yang telah menikah.
Nikahkanlah
.....berarti disini Allah sedang berbicara kepada
orang-orang
yang telah menikah.
Dan mereka
ini merupakan mediator untuk menciptakan
media taaruf
yang islami. Di masa tempo doeloe, antar orang
tua telah
saling menpersiapkan diri untuk saling menjodohkan
anak-anaknya.
Pada jaman sekarang cara tsb akan dianggap
kolot,
feodal dan menghalangi kebebasan. Sebenarnya ketidak
cocokan ini
karena adanya kesenjangan pemahaman, bila pihak
orang tua
maupun anak ada keterbukaan, dan anak didik oleh
orang tua
dengan nilai-nilai Islam sejak awal, maka anak akan
percaya
penuh terhadap pilihan orang tua. Selain orang tua,
guru ngaji
atau teman yang dapat dipercaya yang berakhlak
baik dan
sudah menikah dapat sebagai mediator.
Walaupun
begitu Allah telah membuat katub pengaman sebagai
tolok
ukurnya
ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ
وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ
مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ﴿٢٦﴾
An-Nur[24]:26
Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji,
dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan
perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik
untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang
dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Dalam ayat
diatas Allah telah memilihkan wanita-wanita yang
baik untuk
laki-laki yang baik, oleh sebab itu bagi yang ingin
cepat
menikah, maka harus meningkatkan terus nilai
keimanannya
agar mendapatkan sesuai dengan kualitas
dirinya. Itu
janji Allah. Sekian dulu dari salah, kalau ada salah
kata saya
mohon ampun kepada Allah dan minta maaf pada
rekan semua.
RUMAH TANGGA ISLAMI
Pada
tazkiroh pekan lalu telah disampaikan pengantar
mengenai
pernikahan ditinjau oleh sudut pandang Islam.
Sebelum kita
meminta "mediator" untuk mencarikan pasangan
hidup kita,
cobalah kita renungkan pertanyaan berikut:
Rumah tangga
macam apa yang akan kita bangun?
Di bawah ini
ada beberapa contoh rumah tangga yang ada di
sekitar kita
(bisa ditambahkan lagi dan silakan dipilih mana yang
cocok) :
1.
RUMAH TANGGA BISNIS
Pada awal
dibinanya rumah tangga ini telah dihitung-hitung
berapa
keuntungan materi yang akan diperoleh, bila aku
menikah
dengan si fulan, berapa tabunganku akan bertambah
saat menikah
dan setelah menikah. Apa pasanganku nanti
dapat
menambah hartaku atau malah akan mengurangi. Dan
bila kami
nanti punya anak, berapa anak yang kira-kira dapat
menguntungkan
usaha yang kami jalankan saat ini dst. Rumah
tangga
seperti ini banyak sekali ditemukan di negara Barat yang
hanya
berfikir pada materi. Allah telah berfirman:
وَمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُم بِٱلَّتِى تُقَرِّبُكُمْ
عِندَنَا زُلْفَىٰٓ إِلَّا مَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَأُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ
جَزَآءُ ٱلضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا۟ وَهُمْ فِى ٱلْغُرُفَٰتِ ءَامِنُونَ ﴿٣٧﴾
Saba'[34]:37
Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu
kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,
mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah
mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam
surga).
2.
RUMAH TANGA "BARAK"
Yang
terdengar dari rumah tangga ini hanya perintah-perintah
atau
komando-komando layaknya jendral kepada kopralnya.
Bila si
kopral tidak melaksanakan atau lalai menjalankan tugas,
maka
konsekwensinya adalah hukuman, baik berupa umpatan
atau bahkan
pukulan. Di sini tidak ada suasana dialogis yang
mesra,
anggota keluarga yang berperan sbg kopral, selalu
merasa
tertekan dan takut bila ada sang jendral di rumah, dan
selalu
berdoa dan berharap agar sang jendral segera berlalu
keluar
rumah..
3.
RUMAH TANGGA "ARENA TINJU"
Bila suami
dan istri merasa memiliki derajat, kekuatan dan
posisi yang
setara serta pendapatnya lah yang benar dan harus
terlaksana.
Bila ada perbedaan dan salah faham sedikit saja,
maka
digelarlah "pertandingan" yang dapat berupa, baku
cekcok, baku
hantam atau baku UFO (piring terbang).
Masing-masing
berusaha membuat KO lawannya dengan
berbagai
taktik. Tidak ada kata damai sebelum salah satunya
menyerah.
4.
RUMAH TANGGA ISLAMI
Didalamnya
ditegakkan adab-adab Islam, baik individu maupun
seluruh
anggota.
Mereka
berkumpul dan mencintai karena Allah, saling
menasehati
kejalan yang maruf dan mencegah dari
kemunkaran.
Setiap anggota betah tinggal didalamnya karena
kesejukan
iman dan kekayaan ruhani. Rumah tangga yang
menjadi
panutan
dan dambaan
ummat yang didalamnya selalu ditemukan
suasana
sakinah, mawaddah dan rahmah.
Merupakan
surga dunia, seperti yang sering kita dengar,
Rasul pernah
bersabda : Baiti jannati! Rumahku adalah
surgaku.
Rumah yang dimaksud di sini tentunya bukan
bangunan
fisiknya yang bak istana dengan taman yang luas
dan kolam
renangnya, tapi rumah disini adalah rumah tangga
"ruh"
dari rumah tsb.
Apa ciri-ciri rumah tangga islami tsb
:
a.
DIDIRIKAN ATAS DASAR IBADAH
Rumah tangga
didirikan dalam rangka ibadah kepada Allah, dari
proses
pemilihan jodoh, pernikahan (akad nikah, walimah)
sampai
membina rumah tangga jauh dari unsur kemaksiatan
atau yang
tidak islami. Sebagaimana tugas kita di muka bumi
ini yang
hanya untuk mengabdi/beribadah kepada Allah, maka
pernikahan
ini pun harus diniatkan dalam rangka tsb. Beberapa
contoh yang
tidak islami, pemilihan jodoh tidak berdasarkan
Diennya
(agamanya), Proses berpacaran, pemilihan hari "baik"
untuk acara
pernikahan, sebelum akad nikah ada acara
widodareni
atau mandi air kembang dan dalam acara
walimahan
ada upacara (adat) injak telur dan buang-buang
beras
(S.A.Weran).
b.
TERJADI INTERNALISASI NILAI ISLAM SECARA KAFFAH
(MENYELURUH)
Dalam rumah
tangga islami segala adab-adab islam dipelajari
dan
dipraktekan sebagai filter bagi penyakit moral di era
globalisasi
ini. Suami bertanggung jawab terhadap
perkembangan
pengetahuan keislaman dari istri, dan bersamasama
menyusun
program bagi pendidikan anak-anaknya.
Saling
tolong-menolong dan saling mengingatkan untuk
meningkatkan
kefahaman dan praktek ibadah. Oleh sebab itu
suami dan
istri seharusnya memiliki pengetahuan yang cukup
memadai
tentang Islam.
c.
TERDAPAT QUDWAH (KETELADANAN) QUDWAH
(KETELADANAN)
SUAMI ATAU ISTRI YANG DAPAT
DICONTOH
OLEH ANAK-ANAK
Setiap
hendak keluar atau masuk rumah anggota keluarga
membiasakan
mengucapkan salam dan mencium tangan,
merupakan
contoh yang akan membekas pada anak-anak
sehingga
mereka tidak canggung mengucapkan salam ketika
telah
dewasa.
Bagaimana
mungkin anak akan menegakkan sholat diawal
waktu,
sementara orang tuanya asik melihat TV pada saat azan
berkumandang
(ini contoh yang buruk).
Keluarga
islami merupakan contoh teladan di lingkungannya,
selalu
nilai-nilai positif saja yang terlontar dari para tetangganya
bila
membicarakan rumah tangga ini. Hal ini bisa terjadi bila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar